REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Yeyen ostirani
Sejak kecil, saya kerap mendengar orang menyebutkan batu merah delima. Rasanya, baru di tanah Arab Saudilah saya mengerti mengapa nama batu mulia itu bersanding dengan delima. Delima adalah salah satu buah yang amat mudah ditemukan di Saudi.
Bentuk luarnya tidak bulat sempurna, sedangkan pada bagian kepalanya terlihat seperti kuncup. Saat buah dibuka hingga merekah, bulir-bulir delima warna merah tua pun terlihat berkilauan di sela sekat berwarna putih. Rasanya? Hmm... Bisa manis, bisa pula asam, tergantung kepandaian Anda memilih buah saat membelinya.
Nah, menurut seorang warga Indonesia yang sudah tinggal di Saudi selama 12 tahun, Supiyati, pilih delima yang berkulit kuning semu jingga. “Delima yang kulitnya kemerahan justru asam,” katanya. Harganya pun bervariasi.
Per kilogram harganya sekitar tujuh sampai 10 riyal Saudi. Terkadang, Anda bisa menemukan delima ukurannya sebesar dua kepalan tangan. Cukup besar, bukan?
Namun, delima bukan satu-satunya buah yang mudah dijumpai dengan harga miring di Saudi ini. Buah-buahan lain, seperti pisang, apel, pir, dan anggur amat mudah ditemui dijajakan di tepi jalan dengan gerobak dorong.
Ya, di Saudi ada para penjual dengan gerobak dorong. Jeruk yang dijajakan, di antaranya jenis sunkist dan biasa. Harganya jika dipinggir jalan per kilogram lima riyal Saudi.
Anda bisa membeli apel merah 10 riyal Saudi per kilogram. Sedangkan, anggur pun relatif terjangkau harganya, sekitar 10 riyal Saudi.
Namun, ada beberapa teman menyarankan agar kami menghindari makan anggur. Konon, menurut mereka, anggur bisa menyebabkan batuk berkepanjangan. Saya sendiri belum menguji kebenaran nasihat itu secara empiris.
Sebenarnya, soal makanan tidak menjadi masalah bagi warga Indonesia yang berkunjung ke Saudi. Selain buah-buahan segar mudah didapat, aneka jus buah dalam kemasan juga mudah didapat.
Dengan 2,5 riyal Saudi, Anda bisa memperoleh jus mangga dalam botol mungil. Rasanya tak jauh beda dengan mangga yang kita blender sendiri. Hmmm....
Atau, Anda pecinta mi instan? Meski saya tidak menganjurkan mengonsumsinya tapi Anda bisa membeli mi dengan merek yang ada di Indonesia.
Di beberapa tempat, saya bahkan menemukan teh kemasan, kopi instan, atau saus sambal yang biasa saya temukan di Indonesia.
Namun, apa artinya berkunjung ke negara lain jika tak mencicipi kuliner setempat? Silakan cicipi mulai dari tamish, nasi mandi, jus kurma, dan aneka jenis lainnya.
Jadi, jangan khawatir soal makanan selama Anda di Saudi. Nah, itulah cerita saya. Sekarang giliran saya, ya untuk menikmati butiran-butiran ruman, si merah delima.