REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tidak ada jamaah haji dari Indonesia maupun negara lain yang terkena virus korona selama pelaksanaan ibadah haji 1434 Hijriah, kata Ketua Tim Wasdal Kesehatan Haji Dr Tjandra Yoga Aditama di Madinah, Kamis.
"Tidak ada jamaah yang terkena virus korona, sehingga status suspect yang diberikan kepada seorang jamaah di Surabaya hanya merupakan tindakan kehati-hatian saja," katanya terkait dengan adanya seorang jamaah asal Bojonegoro yang dinyatakan suspect Virus Korona.
Ia menjelaskan, memang ada prosedur untuk mendeteksi virus korona di debarkasi seperti adanya alat "scanner thermal" yang mendeteksi jamaah dengan suhu badan di atas 38 derajat celsius, serta jamaah yang mempunyai gejala demam dan batuk.
"Jadi jamaah yang masuk rumah sakit dengan gejala itu belum tentu suspect korona," katanya yang juga Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan.
Ia mengungkapkan, sebelumnya jamaah umroh yang mempunyai demam dan batuk dan diduga suspect setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan semuanya hasilnya negatif virus korona, apalagi saat ini tidak satupun jamaah di Tanah Suci yang masuk suspect virus korona.
Sebelumnya sebuah media online memberitakan seorang jamaah haji debarkasi Surabaya terindikasi suspect virus corona. Jamaah haji bernama Tasmi'an kloter 7 asal Bojonegoro itu saat melintas terdeteksi scanner thermal di pintu Asrama Haji Sukolilo, karena suhu badannya di atas 38 derajat celsius dan mempunyai gejala batuk sehingga dirujuk ke RS Dr Soetomo dengan status diduga suspect korona virus.
Sementara itu berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu Kesehatan (Siskohatkes) yang diakses pada pukul 14.00 waktu setempat, jumlah jamaah haji yang wafat telah mencapai angka 156 orang atau meningkat 43 persen lebih dibanding akhir pekan lalu.
Sebelumnya berdasarkan data Siskohatkes (per pukul 07.02 WAS, 19 Oktober 2013) jumlah jamaah haji yang wafat mencapai angka 109 orang.