REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dua jamaah haji asal Jombang dan Gresik, Jawa Timur, hingga kini masih berada di Tanah Suci, Arab Saudi, karena sakit dan harus menjalani perawatan di rumah sakit setempat, sehingga kepulangannya ke Tanah Air tertunda.
"Hingga Kloter 17 (29/10) tiba, tercatat dua jamaah haji asal Jatim yang masih dirawat di Arab Saudi karena sakit dan 22 haji asal Jatim yang meninggal dunia di Tanah Suci," kata Sekretaris PPIH Debarkasi Surabaya Drs HM Asyhuri di Surabaya, Rabu.
Ia menjelaskan dua jamaah haji yang tertunda pulang ke Tanah Air adalah Mauduah binti Abdul Kahar (Kloter 12/Jombang) yang dirawat karena menderita sakit jantung, serta Syamsuri bin Shaleh (Kloter 12/Gresik) yang menderita stroke.
"Untuk 22 jamaah haji asal Jatim yang meninggal dunia di Tanah Suci umumnya dari kelompok risti (risiko tinggi) yakni dua orang berusia 41-50 tahun, lima orang berusia 51-60 tahun, enam orang berusia 61-70 tahun, dan sembilan orang berusia 71-80 tahun," katanya.
Sementara itu, lima jamaah haji asal Jatim sudah pulang tapi masih tertahan di Surabaya untuk menjalani perawatan di RSUD dr Soetomo Surabaya atau Rumah Sakit Haji Surabaya, yakni Kusnan Jasmin Saridjo (Kloter 5/Tuban).
Selanjutnya, Mulyadi bin Kartorejo (Kloter 6/Bojonegoro) yang menderita TB paru aktif, Tasmi'an bin Rasiman Siru (Kloter 7/Bojonegoro) yang menderita pneumonia dan sempat dicurigai terserang Virus Corona karena saat datang bersuhu di atas 38 derajat celsius.
Selain itu, Semaun bin Wariso (Kloter 9/Sidoarjo) dan Siti Mariyan binti Parman (Kloter 13/Surabaya). Keduanya dirawat di RSU Haji.
Hingga kini (29/10) tercatat sebanyak 7.634 orang sudah pulang ke Tanah Air melalui Debarkasi Surabaya, termasuk ratusan petugas yang terakumulasi dari Kloter 1 hingga Kloter 17.
"Untuk ketepatan penerbangan Saudi Airlines dalam masa operasional pemulangan cukup baik, karena tercatat 10 penerbangan yang pulang lebih cepat dan tujuh penerbangan yang pulang terlambat," katanya.
Dari 10 kloter tersebut yang signifikan lebih cepat terjadi pada Kloter 4 yakni sebesar 00:59 menit, kemudian kloter yang mengalami keterlambatan paling signifikan terjadi pada Kloter 15 yakni selama 00:58 menit.
"Umumnya, keterlambatan tersebut dialami karena padatnya lalu lintas penerbangan di bandara, dan biasanya terjadi pada awal-awal kloter," katanya.