REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Amri Amrullah
Bekal pemahaman agama dan informasi terkait ISIS wajib diterima jamaah.
Selain itu, sistem kelompok tertutup dalam pemondokan dan adanya pembimbing bagi jamaah haji Indonesia membuat sedikit interaksi terhadap jamaah negara lain.
Karenanya, ia berharap tugas pembimbing jamaah akan ditingkatkan, termasuk pemahaman agama jamaah, baik selama manasik, memasuki pemondokan, hingga berada di Tanah Suci dan pemulangan ke Tanah Air.
Keyakinan yang sama soal jamaah haji tidak akan disusupi paham ISIS dilontarkan Forum Ukhuwah Islamiyah Majelis Ulama Indonesia (FUI-MUI).
Ketua Umum MUI Din Syamsuddin mengungkapkan, kecil kemungkinan ada praktik penyusupan pemahaman ISIS kepada jamaah haji. Sebab, tidak akan mudah melakukan penyusupan kepada jamaah yang tengah khusyuk melaksanakan rangkaian kegiatan ibadah haji.
Meski begitu, upaya antisipatif dan penegahan mesti dilakukan. Ia melihat perlu ada kajian bersama pemerintah. Sejak awal MUI menganalisis pimpinan ISIS secara internasional akan melakukan segala upaya untuk bisa menjalankan misi infiltrasi ke sejumlah negara, termasuk ke Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia.
Momen-momen akbar seperti ibadah haji juga tidak akan luput untuk dimanfaatkan sebagai sarana mengenalkan dan merekrut anggota baru ISIS.
Karenanya, Din berharap jamaah haji tetap khusyuk menjalankan ibadah dalam rangkaian rukun Islam kelima itu. Dengan begitu, jamaah sudah tidak punya waktu lagi untuk didekati kelompok-kelompok yang berniat menyebarkan paham ISIS.
Ia pun berharap Kemenag memberi pemahaman yang baik terhadap bahaya ideologi ISIS khusus kepada petugas haji. Dengan demikian, petugas haji dapat membimbing jamaah tetap dalam kelompoknya.