REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Warga Dusun Kelampok, Desa Betek, Kecamatan Mojoagung, Jombang, yakni Ngasmo, yang berusia 99 tahun tercatat menjadi calon haji tertua di Jawa Timur hingga keberangkatan kelompok terbang 7 Jatim.
"Saya tidak berangkat bersama keluarga, karena istri sudah meninggal dunia dan rencananya didampingi keponakan, tapi dia belum lunas," katanya didampingi seorang anggota Kloter 7 yang menemani keberangkatannya secara sukarela, Kamis (4/9).
Kakek yang mempunyai empat anak dari istrinya yang sudah meninggal dunia itu menjelaskan dirinya bisa berangkat haji dengan menjual sawah miliknya yang laku Rp 1,3 miliar.
"Uang sebanyak itu ada Rp 700 juta yang saya belikan sawah lagi. Lalu sisanya untuk tabungan, biaya haji dan membayar makelar yang berjasa menjualkan sawah saya," kata petani yang semasa muda menjadi pedagang itu seperti dikutip Antara.
Tentang persiapan menunaikan ibadah haji, calon haji kelahiran Jombang pada 21 Januari 1915 itu, mengatakan semua persiapan dilakukan cucunya, seperti menyiapkan baju, makanan, dan sebagainya. "Alhamdulillah, saya berangkat pun ada yang bantu."
Staf Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya Bagus Budiman menjelaskan, Ngasmo secara kesehatan tidak ada masalah, namun dia akan selalu dipantau oleh tim kesehatan.
"Begitu datang, dia langsung diminta ke klinik kesehatan asrama haji dan petugas pun mengantar ke Rumah Sakit Haji (di samping Asrama Haji Surabaya) untuk melakukan pemantauan dan pemeriksaan, mengingat usianya yang tua itu," katanya.
Ngasmo masih menjadi calon haji tertua dari PPIH Embarkasi Surabaya yang tergabung dalam Kloter 7/Jatim dan berangkat bersama 348 calon haji dari Jombang lainnya dan 97 calon haji dari Surabaya.