REPUBLIKA.CO.ID,
Yang sering merepotkan, lanjut Nur Arifin, adalah mereka yang sudah mengetahui prosedur pendaftaran haji, namun tetap bersikukuh meminta kuota, bahkan memaksa.
“Tapi kita harus menolaknya dengan tegas dan tetap santun,” katanya. Penawaran sejumlah uang dan potensi jual beli kuota, kata dia, harus dihindari dengan cara tegas menolak segala macam lobi.
Image Kemenag yang masih perlu diperbaiki pun yang menjadi penyulut aksi para peminta kuota. Makanya, bagi dia, bukanlah perkara mudah untuk mengembalikan citra Kemenag yang berintegritas.
Di samping itu, mental masyarakat yang terbiasa tidak disiplin pun menjadi penyebab masih banyaknya usaha dan niatan saling salip di dalam antrean haji.
Hal senada diungkapkan Direktur Haji Dalam Negeri Kemenag Ahda Barori. Para peminta kuota haji, kata dia, berjumlah puluhan dan berasal dari kalangan pejabat juga masyarakat. “Semuanya sama, ingin berangkat lebih cepat, tapi kita tolak,” katanya.
Jika ingin berangkat haji, lanjut Ahda, silakan mendaftar dengan benar, penuhi persyaratan, dan jangan mencoba-coba untuk menyalip antrean yang sudah terlampau panjang.
Ia menegaskan, jika ditemukan ada pejabat Kemenag ataupun pegawai yang melanggar prosedur pendaftaran haji, maka segera harus dilaporkan, setidaknya kepada Inspektorat Jenderal.