Rabu 10 Sep 2014 17:38 WIB

Pergerakan Calon Haji dari Madinah ke Makkah tak Alami Kendala

Rep: neni ridarineni/ Red: Damanhuri Zuhri
Jamaah haji di Makkah (ilustrasi).
Foto: Antara/Saptono
Jamaah haji di Makkah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Hasil evaluasi yang dilakukan Daker Makkah terhadap pergerakan jamaah haji dari Madinah ke Makkah sampai saat ini secara prosedural masih dalam koridor yang berlaku.

''Alhamdulillah kami belum mendapat laporan adanya jamaah haji yang nyasar,'' kata Kepala Daker Makkah Endang Jumali pada Republika, Rabu (10/9). 

Dia mengakui di bagian  sarana sanitasi di lingkungan hotel maupun luar lingkungan hotel tempat kloter pertama calon jamaah haji tinggal perlu penataan lebih lanjut.

Pada saat kedatangan tamu Allah dari Jakarta memang di Hotel Burj Al Wahdah belum begitu siap terutama kamar mandi masih belum memadai. Ruangannya agak gelap dan tidak semua kamar mandi bisa difungsikan. Dia berharap hal itu tidak terjadi lagi di pemondokan lain.

''Mudah-mudahan di pemondokan lain sudah lebih siap,''ungkapnya. Di Hotel Al-Burj Al Wahdah, saat calhaj datang belum ada kafetarianya. Tetapi pemiliknya berjanji akan membuka kafetaria Rabu (10/9).

Untungnya pada saat jamaah haji yang pertama datang di Makkah ini berangkat dari Madinah, semua sudah mendapat bekal makanan nasi dan lauk-pauk. Sehingga mereka tidak perlu lagi membeli makanan ke luar.

Kalau pun jamaah haji dari Jakarta tersebut ingin membeli makanan usai menunaikan umrah, beberapa toko makanan di sekitar Masjidil Haram sudah buka sebelum subuh, Mereka menjual antara lian jus, roti, sejenis burger dan sebagainya. 

Selanjutnya mengenai bimbingan ibadah bagi calhaj yang baru pertama kali datang di Makkaah tersebut tampak belum maksimal. Bahkan untuk para calhaj khususnya perempuan tidak ada yang mengatur jalannya rombongan.

Beberapa teman dari MCH yang meliput pergerakan calhaj pertama dari Jakarta ini akhirnya turut membantu mengarahkan jalan para calhaj saat mau thawaf.

Menurut Endang, barangkali antara bimbingan ibadah dan ketua rombongan (Karom) belum terjadi sinkronisasi. Karena dalam proses pelaksanaan ibadah ini merupakan tanggungjawab ketua rombongan.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement