Selasa 16 Sep 2014 22:47 WIB

Cobaan itu Datang di Ibadah Haji Terakhir (1)

Rep: c60/ Red: Agung Sasongko
Kiai Ma'ruf Amin
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kiai Ma'ruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kiai Ma’ruf Amin (71) telah melakukan ibadah haji berkali-kali. Iapun tidak dapat mengingat-ingat, berapa banyak tepatnya, panggilan Allah SWT ke tanah suci itu berhasil ia tunaikan.

Ketua Majelis Ulama Indonesia ini mengaku, sebagian besar keberangkatannya lantaran penugasan seperti menjadi wakil amirul hajj, menjadi amirul hajj, memantau perjalanan haji kala menjabat sebagai anggota DPR, dan tugas lain.

Ada pula undangan khusus dari pihak tertentu seperti undangan dari negara Arab Saudi, maskapai penerbangan Merpati dan Garuda. Namun dia mengaku, ada juga keberangkatan yang menggunakan biaya sendiri.

Dia bercerita, keseluruhan ibadah haji pertamanya dilaksanakan sejak tahun 1974 hingga 2013 lalu semua menyenangkan. Hingga satu ibadah haji pada tahun 2013 lalu.  “Jadi haji 2013 itu, saya mengalami kesedihan,” kata Kiai Ma’ruf kepada ROL, Selasa (9/9).

Saat dia pulang menunaikan ibadah haji tahun lalu, dia tidak disambut istri tercintanya seperti tahun-tahun sebelumnya. Sebab istrinya tercinta, Hj Siti Churiyah (67), sedang berbaring di ICU di  RS. Primere, Jatinegara, Jakarta Timur. “Saat saya datang, malam harinya, istri saya wafat,” ujar Kiai Ma’ruf.

Dia baru sadar, ternyata, saat dia bicara dengan istrinya di bandara sebelum keberangkatannya, itu merupakan kesempatan terakhir Kiai Ma’ruf berbincang bersama istrinya.  Padahal istrinya yang menyuruh Kiai Ma’ruf untuk mengiyakan tawaran menjadi amirul hajj. Istrinya yang kurang sehat waktu itu kerap meyakinkan dia untuk berangkat ke Mekkah.

“Bapak pergi aja, saya sehat kok. Sayang lho, itu kan ibadah,” kata Ma’ruf menirukan kalimat istrinya kala itu. Akhirnya, Ma’rufpun menururti saran istrinya untuk berangkat haji. Dalam keadaan sakit sang istri masih ikut mengantar ke bandara.

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden ini menuturkan, sudah melarangnya untuk mengantar ke bandara. Tapi, kata dia, sang istri mengaku baik-baik saja dan tetap mengantar dia ke bandara. “Sampai di bandara, saya masih omong-omong biasa sama istri sebelum akhirnya pesawat saya harus berangkat,” ujar Kiai yang pernah menjabat sebagai anggota DPR RI ini.

Begitu selesai haji, Ma’ruf meminta pulangan lebih cepat satu minggu sebab mendengar kabar kesehatan istrinya memburuk. Kiai Ma’ruf ingat, setibanya di rumah sakit, pada Senin, 22 Oktober lalu, sang istri sudah berada di ICU tidak bisa bicara. “Hanya air matanya saja yang menetes, yang saya usap,” kata kiai Ma’ruf.

Usai kepergian istrinya, dia menyadari, istrinya menyuruh dia pergi berhaji agar tidak menyaksikan istrinya sakit. Namun, Kiai Ma’ruf, tahu, rupanya sebelum istrinya pergi, Allah masih memberi kesempatan melihat sang istri datang ke sisinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement