Sabtu 20 Sep 2014 10:26 WIB

Tersesat di Masjidil Haram, Diantar Taksi Sampai Jeddah (2)

Jamaah tersesat sasaran empuk pelaku kejahatan di Tanah Suci. Ilustrasi.
Foto: Siwi Tri Puji/Republika Online
Jamaah tersesat sasaran empuk pelaku kejahatan di Tanah Suci. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Zaky Al Hamzah

Berdasarkan jadwal kedatangan jamaah haji gelombang kedua, kloter I Embarkasi Banjarmasin tiba di Bandara Jeddah pukul 09.35 WAS.

"Dari bandara sekitar pukul 13.00. Pukul 16.00 sampai di Makkah, dan pukul 17.00, kami diantar ke hotel nomor 17," tutur pemilik paspor nomor A-5761555 ini.

Setelah shalat Isya atau sekitar pukul 21.00 WAS, dia dan rombongan melaksanakan umrah wajib dipimpin kepala bimbingan ibadah Kloter 1. Saat memasuki putaran kelima thawaf, Nawawi terlepas dari rombongan.

Dia sudah berupaya mencari rekan-rekan satu rombongan, namun tak bertemu. Dalam keadaan kebingungan, ia kemudian keluar area Masjidil Haram. Saat itu, ia berpikir masih menemui sejumlah rekan satu rombongan di luar Masjidil Haram.

Tetapi, perkiraannya salah. Dia juga tak ingat, keluar lewat pintu mana dan tak tahu arah menuju pemondokannya di Makkah. Tidak ada satu pun jamaah haji yang dikenalnya. Yang dia ingat, semua orang yang ditemui di luar Masjidil Haram berbicara dalam bahasa Arab dan Inggris.

"Tidak ada yang berbahasa Indonesia," tuturnya. Kondisi itu membuat Nawawi panik, apalagi saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 24.00 Waktu Arab Saudi.

Dalam keadaan bingung dan tak tahu arah pemondokan, Nawawi berjalan kaki hingga tiga kilometer dari Masjidil Haram ke arah yang dia sendiri tidak tahu lokasi persisnya. Dia hanya mengenakan kain ihram, menenteng goodie bag dan sandal jepit putih.

Setelah berjalan tiga kilometer, dia melihat taksi. Kepada sopir taksi, Nawawi minta diantar ke pemondokannya, namun setelah berputar-putar, sopir taksi itu tidak menemui pemondokan yang dimaksud Nawawi. Nawawi sendiri tak ingat nama pemondokannya.

Masih dalam kondisi bingung, Nawawi lantas memutuskan pulang ke Indonesia.  "Saya bilang ke sopir taksi, mau ke Indonesia," katanya. Oleh sopir taksi, Nawawi diantar ke Bandara Jeddah yang berjarak sekitar satu sampai dua jam perjalanan dari Makkah.

Saat menceritakan kisah ini, Nawawi mulai tidak ingat secara persis kejadiannya. Abu Haris dan Riad mempertegas pertanyaan kepada Nawawi, apakah sempat masuk Bandara Jeddah atau di depan bandara? Nawawi tampak linglung. Penuturannya tidak jelas.

Dia menjawab sudah berada naik pesawat. Tapi, kemudian meralat sendiri kalau diturunkan di depan bandara. Ayman pun kesulitan memahami maksud penuturan Nawawi yang masih dengan dialek Banjar.

Nawawi hanya mengaku telah membayar sopir taksi dengan uang riyal sebanyak tiga lembar. Tiga lembar uang riyal itu hanya satu-satunya uang riyal yang dimiliknya. Saat ditanya besaran uang riyal, Nawawi memperkirakan besaran uang itu adalah 10 riyal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement