Ahad 21 Sep 2014 16:26 WIB

Saudi Prihatin dengan Kondisi Kesehatan Jamaah Haji

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Damanhuri Zuhri
Jamaah haji thawaf di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.
Foto: Antara/Prasetyo Utomo/ca
Jamaah haji thawaf di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Meningkatnya jumlah jamaah haji yang datang dengan masalah kesehatan kronis atau serius, membuat pemerintah Arab Saudi merasa prihatin.

Menurut Saudi jamaah haji itu juga membahayakan kesehatan orang lain dan menyebabkan fasilitas kesehatan di berbagai kota suci terpaksa memberikan perawatan.

“Haji merupakan kewajiban umat Islam jika mereka mampu dari segi fisik dan finansial,” ujar Abdullah Al-Asiri, wakil Menteri Kesehatan Saudi untuk kesehatan preventif. Sayangnya, banyak jamaah yang mengabaikan persyaratan itu.

Dilansir Arab News, Minggu, (21/9) ia menjelaskan banyak umat Islam di berbagai belahan dunia meyakini, kematian selama haji atau di Kota Suci akan membuat mereka masuk surga.

Kepercayaan ini, sebut Al-Asiri, membuat para calon jamaah haji menyembunyikan masalah kesehatan mereka saat tiba dengan tekad untuk melakukan ibadah haji.

“Banyak jamaah yang percaya penyakit mereka bisa mengakibatkan kematian mereka selama haji, yang dapat memberikan mereka tempat di surga,” kata Al Asiri.

Menurutnya, hal tersebut merupakan omong kosong belaka, dan Islam tak mengizinkan siapa pun untuk sengaja terlibat dalam situasi berbahaya.

“Kesalahpahaman tentang keutamaan kematian di kota-kota suci adalah salah satu faktor penyebab meningkatnya jumlah pasien berusia lanjut dan menderita penyakit kronis yang datang untuk berhaji,” katanya.

Ia mendesak para ulama di berbagai negara untuk mempromosikan ajaran Islam, yang dengan jelas menentukan kemampuan fisik sebagai syarat untuk melakukan haji.

Al-Asiri menyatakan, rumah sakit di Mina, Arafah serta di Makkah dan Madinah memberi pasien perawatan yang maksimal. Sebagian besar dari mereka menderita penyakit kronis.

Abdullah Al Asiri menambahkan Kementerian Kesehatan Saudi telah mengintensifkan pengawasan terhadap jamaah untuk kasus Ebola dan MERS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement