Oleh: Zaky Al Hamzah, Jeddah, Arab Saudi
REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Jamaah haji Indonesia tak perlu khawatir soal keterjaminan makanan ketika beribadah di Armina (Arafah-Muzdalifah dan Mina). Kementerian Agama (Kemenag) RI memastikan keterjaminan pasokan dan nilai gizi makanan jamaah.
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag, Sri Ilham Lubis mengatakan jamaah haji akan menerima 16 kali makanan berat dan satu kali makanan ringan (//snack//) selama lima hari di Armina. Makanan tersebut terjamin dari sisi gizi serta memiliki menu yang beragam dengan cita rasa khas Indonesia. "Empat kali di Arafah sejak 8 Dzulhijjah hingga ba'da Ashar 9 Dzulhijjah," katanya, ditemui usai rapat koordinasi di Kantor Teknis Urusan Haji (TUH) KJRI di Jeddah, Rabu (24/9) malam waktu arab saudi (WAS).
Rapat tersebut dipimpin Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Syaifuddin serta dihadiri Dubes Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi, Abdurrahman Muhammad Fachir, Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag, Abdul Djamil, Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi Ahmad Jauhari Chariri, Konjen KJRI Jeddah, Darmakirty Syaliendra Putra serta pejabat PPIH.
Sesuai kontrak Kemenag RI bersama Kementerian Haji Arab Saudi, ujar Sri, sebanyak 18 perusahaan katering di Arab Saudi akan menyuplai makanan untuk 155.200 jamaah haji reguler Indonesia yang tersebar di 52 maktab. "Penyaluran makanan ini dibagi oleh dua pihak, yakni PPIH dan Muassasah Asia Tenggara (kantor penyelenggara haji pemerintah Arab Saudi) ," papar dia.