Jumat 03 Oct 2014 22:10 WIB

Bahagianya Shalat Berjamaah di Masjidil Haram (2-habis)

Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi.
Foto: Antara/Prasetyo Utomo/ca
Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi.

Oleh: Zaky Al Hamzah  

Saya tak berhenti mencari pintu masuk Masjidil Haram. Saya sempat masuk pintu yang mengarah ke eskalator untuk naik ke lokasi sa'i. Hanya jalur naik yang dibuka, jalur turun ditutup.

Padahal, untuk menuju area dalam Masjidil Haram yang dekat Ka'bah harus melalui jalur turun. Tak patah arang, saya berpindah ke arah pintu Ibrahim.

Setali tiga uang. Terdapat enam atau tujuh askar yang berjaga-jaga menutup pintu dengan barikade berbahan plastik. Jamaah perempuan terlihat memohon agar bisa diizinkan masuk ke dalam Masjidil Haram

Saya  beralih ke pintu Malik Abdul Aziz. Wow, saya melihat puluhan askar berjaga-jaga di pintu masuk ini. Mereka memasang barikade. Puluhan jamaah tak berhenti memohon agar diizinkan masuk masjid, tapi askar tetap menolaknya.

Baru beberapa detik meninggalkan pintu ini, azan shalat Isya berkumandang. Saya pun akhirnya memilih tempat untuk shalat Isya berjamaah. Di tengah ratusan ribu jamaah sudah berjubel di pelataran Masjidil Haram, saya tetap bersyukur mendapat tempat shalat. Agak tersenyum kecut, saya melihat sekeliling.

Sisi kanan saya adalah sekumpulan jamaah perempuan meski shaf depan, sisi kiri dan shaf belakang saya adalah jamaah laki-laki dari berbagai negara. Alhamdulillah, saya bahagia. Shalat Isya berjamaah ini adalah shalat berjamaah pertama saya di Masjidil Haram.

Selepas shalat, saya akhirnya berkesempatan masuk ke dalam Masjidil Haram melalui jalur basement Perpustakaan Masjidil Haram. Setelah berdoa menghadap Ka'bah, saya kemudian shalat sunah dan melantunkan doa-doa.

Selepas doa, saya mendokumentasikan Ka'bah dan sekitarnya. Saya bertemu Mochammad Nasr, jamah haji asal Mesir yang juga berfoto. Kami sempat bergantian untuk difoto diri dengan latar belakang Ka'bah.

Dari sekian jamaah haji, baik yang hendak shalat wajib sekaligus tawaf sunah atau umrah wajib, jamaah haji asal Indonesia merupakan salah satu yang terlihat dominan di Masjidil Haram. Selain itu, jamaah asal Turki, Pakistan, India, dan Mesir. Mereka terlihat dari atribut yang dikenakan, kain ihram bertuliskan identitas dan bendera negara mereka.

Setelah dirasa cukup, saya kembali ke pemondokan di daerah Syisyah sambil berjalan kaki sejauh tiga kilometer. Kembali saya melewati Terowongan Aziziah sejauh 1.500 meter. Tiba di hotel, jarum jam menunjukkan pukul 23.15 WAS.

Malam itu, saya mendapatkan banyak pengalaman berharga. Salah satunya, bertekad shalat wajib berjamaah persis di bawah Ka'bah. Insya Allah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement