Ahad 05 Oct 2014 16:50 WIB

Dua Penyebab Jamaah Indonesia Tersesat di Mina

: Sebagian tenda yang berada di dekat terowongan Mina yang akan digunakan para jamah haji untuk melakikan 'mabit', Kamis (6/10), mulai disiapkan. Rencananya menjelang puncak ibadah haji yakni mukuf di Arafah, para jamaah haji akan bermalan di tempat ini. P
Foto: Republika/M Subarkah
: Sebagian tenda yang berada di dekat terowongan Mina yang akan digunakan para jamah haji untuk melakikan 'mabit', Kamis (6/10), mulai disiapkan. Rencananya menjelang puncak ibadah haji yakni mukuf di Arafah, para jamaah haji akan bermalan di tempat ini. P

Oleh: Zaky Al Hamzah, Makkah, Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, MINA -- Kepala Perlindungan Jamaah Haji Satgas Armina, Letkol Syafruddin Tanjung menilai ada dua alasan terkait banyaknya jamaah yang tersesat atau hilang di Mini.

Pertama, jamaah buru-buru melakukan lempar jumrah pada waktu Dhuha, sementara, Kemenag sudah mengimbau kepada jamaah haji agar melakukan lempar jumrah pada saat Dhuhur atau lokasi lempar jumrah tidak terlalu padat.

Data Satgas Mina, lokasi tenda maktab ke lokasi lempar jumrah (Jamarat) hanya dilalui dua terowongan besar. Begitu sebaliknya. Sedangkan jarak terdekat tenda-tenda jamaah haji Indonesia dengan Jamarat adalah lima kilometer (km). 

Kedua, katanya, banyak jamaah haji yang tidak mendengarkan instruksi ketua regu dan ketua rombongan. Bahkan, tidak menghafalkan lokasi tenda dengan lokasi lempar jumrah, sehingga ketika tahapan haji berupa lempar jumrah selesai, jamaah tak kesulitan menemukan tendanya semula. Ketiga, tambah dia, suhu udara di Mina semakin panas. Data suhu terkini pada Sabtu (4/10) siang adalah sekitar 40 derajat celcius.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement