REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Zaky Al Hamzah
Agar jumlah jamaah yang wafat tak bertambah, Bidang Kesehatan Haji Indonesia (BPHI) mengimbau Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) atau Biro Perjalanan Haji dan Umrah tidak memaksakan jamaahnya menjalani ibadah umrah dan mengabaikan ibadah wajib haji. Apalagi, pascaArmina.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes yang juga Kepala BPHI Indonesia di Arab Saudi, dr Fidiansjah, mengatakan imbauan tersebut untuk jamaah haji gelombang pertama yang bersiap pulang ke Indonesia dan ratusan ribu jamaah haji gelombang kedua yang akan menjalani Shalat Arbain atau shalat 40 waktu berurutan di Masjid Nabawi, Kota Madinah.
Imbauan tersebut diberikan, karena setelah pelaksanaan Armina, jamaah haji perlu mengembalikan stamina agar tetap bugar.
Apalagi, stamina jamaah haji gelombang pertama harus tetap prima saat kepulangan ke Indonesia selama sembilan jam hingga 10 jam penerbangan dari Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah ke Tanah Air.
Jamaah haji gelombang kedua juga membutuhkan fisik yang kuat, karena setelah jadwal Shalat Arbain, ratusan ribu jamaah haji gelombang kedua harus diberangkatkan ke Bandara Jeddah atau Bandara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz, Madinah.
"Energinya jangan diforsir. Pelaksanaan ibadah haji sudah selesai, yang wajib juga sudah dipenuhi. Jangan terlalu diforsir demi ibadah sunnah," ujar Fidiansjah, kepada Republika di Jeddah, Jumat (10/10) siang waktu arab saudi (WAS).
Fidiansjah bertekad pihak jajaran tim kesehatan berupaya agar jumlah jamaah haji yang wafat tahun ini mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu. Jumlah jamaah haji yang wafat pada musim haji 2013 (1434 H) yakni 281 orang atau menurun dibanding periode 2012 yang sebanyak 425 orang.