REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Neni Ridarineni dari Tanah Suci
Raudhah adalah tempat makbul sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya: "Antara rumahku dengan mimbarku adalah Raudhah (taman) dari taman-taman surga." (Shahih Bukhari np. 1880).
Ayi, seorang jamaah haji perempuan yang berasal dari Surabaya mengaku baru dua kali datang ke Raudhah karena pahala shalat di Raudhah sama dengan di Masjid Nabawi.
Dia mengaku, kalau ingin mengunjungi Raudhah, dirinya tidak terlalu berburu-buru, melainkan menikmati setiap proses, setiap detik menuju ke Raudhah.
''Saya ke Raudhah yang utama bukan karena tempat itu mustajab. Melainkan lebih penting karena saya merasa bisa berkasih dengan Rasulullah SAW tercinta. Memang di Raudhah itu auranya beda sekali. Di Raudhah saya merasa Rasulullah SAW ada bersama saya.''ungkap dia haru.
Penceramah perempuan di Masjid Nabawi Soraya pun menyarankan kalau ke Raudhah tidak perlu memaksakan diri sehingga sampai melukai orang. Di pintu memasuki Raudhah pun ada aturan untuk memasuki Raudhah yang ditulis dalam enam bahasa.
''Jangan memaksakan diri dan menyakiti sesama pada saat masuk ke Raudhah dengan saling mendorong dan berdesak-desakan. Tunggulah giliran dengan izin Allah. Masih banyak waktu untuk Anda bisa memasuki Raudhah dan melakukan shalat di depannya," ujar Soraya mengingatkan.
Jika para jamaah mengindahkan peraturan yang tercantum dalam enam bahasa tersebut, kesempatan untuk bisa berkasih dengan Rasulullah SAW di Raudhah pun bisa terlaksana seperti halnya Ayi jamaaah haji PIHK (Penyelenggara Ibadah Haji Khusus) ini.