Jumat 17 Oct 2014 12:20 WIB

Belanja Ala Tanah Abang di Zakfariah (2-Habis)

Rep: Antara/ Red: Indah Wulandari
Jamaah haji Indonesia saat akan kembali ke Tanah Air (ilustrasi).
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
Jamaah haji Indonesia saat akan kembali ke Tanah Air (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH—Bagi jamaah haji yang tidak bisa berbahasa Arab tidak perlu khawatir saat menyusuri PAsar Zakfariah. Lantaran hampir semua penjaga toko bisa berbahasa Indonesia, minimal jika menanyakan harga-harga.

Banyaknya pedagang yang bisa berbahasa Indonesia mungkin karena memang jumlah jamaah haji Indonesia adalah yang terbesar dan terkenal gemar membeli oleh-oleh. "Murah...murah," banyak terdengar di seantero pasar.

"Dua riyal...dua riyal," kata pedagang lain yang sedang mengobral barang dagangannya.

Nama Jokowi pun kini juga diteriakkan untuk menarik jamaah haji seperti yang dilakukan oleh seorang penjaga toko menyebutkan nama-nama presiden Indonesia.

"Jokowi...Jokowi," kata seorang pedagang yang tentu mengundang senyum dan ketertarikan jamaah Indonesia.

Ia pun menyebut nama presiden lainnya seperti, Soekarno, Soeharto, Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono.

Harga barang-barang di sini tidak terlalu jauh dengan di tempat-tempat lainnya di Makkah, misalnya ghurta antara lima hingga 15 riyal, pashmina 5-10 riyal, dan tasbih mulai 5 riyal per lusin. Namun, pembeli perlu menawar, apalagi jika ingin membeli dalam jumlah besar.

"Jika beli satu harga 10 riyal namun beli 10 (lembar pashmina) bisa 8,5 riyal," kata anggota Media Center Haji Neni Ridarineni yang membeli pashmina.

Di pasar ini juga dijual tasbih dari bahan kayu koka. Tasbih ini memang cukup dicari pembeli karena konon tongkat Nabi Musa dibuat dari kayu ini.

Namun hati-hati, menurut seorang tenaga musiman, seringkali yang dijual adalah berasal dari koka palsu.

"Harganya bervariasi mulai dari 30 sampai 70 riyal, namun saya tidak beli takut palsu. Karena di Madinah ada yang harganya sampai 600 riyal," kata Kepala Seksi Media Center Haji Rosidin Karidi.

Walaupun harga tidak terlalu jauh dengan di toko-toko lainnya, namun pilihan di Pasar Zakfaria sangat bervariasi dan banyak sehingga banyak pilihannya. Nazli pun memborong jilbab.

Oleh sebab itu pasar itu disebut juga sebagai pasar `borong` karena para pembeli yang umumnya jamaah haji, banyak yang berbelanja dengan memborong barang sebagai oleh-oleh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement