REPUBLIKA.CO.ID, Keberkahan lainnya juga dalam menunaikan ibadah haji. Anda merasa terkendali dari berbagai perbuatan dosa.
Kalau anda bisa melindungi diri dari perbuatan dosa dan durhaka kepada Allah meskipun hanya beberapa saat, itu namanya suatu keberkahan.
Prof Dr M Mutawalli asy-Sya’rawi dalam Al-Hajjul Mabrur mengatakan, dalam menunaikan ibadah haji, Allah SWT berkenan memberikan keberkahan kepada anda dalam berbagai waktu. "Sehingga pada waktu-waktu itu anda hanya melakukan pekerjaan yang baik-baik saja," ujarnya.
Padahal, pekerjaan yang baik-baik itu di Baitul Haram dilipatgandakan tanpa batas dan tanpa bilangan pahalanya, seperti yang dikatakan Rasulullah SAW, “Haji yang mabrur tidak ada ganjarannya yang sesuai melainkan surga.”
Dengan demikian berhaji dan berada di Baitul Haram memiliki keberkahan yang luas sekali, memanjang dari dunia hingga akhirat. Allah SWT menginginkan agar manusia mengikuti ajaran-Nya. Hampir tidak pernah manusia mendapat kesempatan baik mengikuti ajaran-Nya lebih daripada waktu menunaikan ibadah haji.
Belum mendengar panggilan adzan, mereka sudah pergi berlari-lari ke Masjidil Haram. Lalu duduk bertasbih, bertahmid, berdoa, shalat, thawaf dan membaca Alquran untuk menunggu waktu shalat tiba.
Mereka merasa sayang meninggalkan waktu shalat berjamaah atau mengisi waktunya dengan sia-sia, apalagi bermaksiat kepada Allah SWT yang rasanya amat tidak mungkin.
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya rumah yang mula pertama dibangun untuk manusia (beribadah) ialah (Baitullah) di Makkah, yang diberi berkah dan (jadi) petunjuk untuk semesta alam.” (QS. Ali Imran: 96).
Kata “al-alamin” adalah jamak dari kata alam. Alam ialah selain dari Allah yang terdiri dari berbagai jenis makhluk-Nya, yakni alam malaikat, alam jin, alam manusia, dan sebagainya.
Maksudnya, keimanan sudah Allah taburkan ke seluruh alam-Nya di antara berbagai jenis makhluk-Nya. Di musim haji, semua jenis makhluk-Nya berdatangan dari berbagai penjuru alam-Nya untuk menunaikan ibadah haji ke Baitullah.