Selasa 04 Nov 2014 15:41 WIB

Jamaah Haji Embarkasi Surabaya Kritik Tiga Layanan ini

Transportasi haji
Foto: Republika/Heri Ruslan
Transportasi haji

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Pimpinan Kementerian Agama (Kemenag) RI dan Konjen RI di Jeddah menggelar rapat akhir evaluasi PPIH di Kantor Teknis Urusan Haji (TUH) KJRI, Jeddah, Arab Saudi, Senin (3/11) siang waktu arab saudi (WAS). Mereka sudah memberikan pemaparan terkait hasil evaluasi pelayanan jamaah haji. Bagaimana pandangan dari jamaah sendiri? 

1. Puryanto, Kepala regu Kloter 36 Embarkasi Surabaya.

Puryanto memberikan evaluasi terhadap sejumlah hal dalam pelayanan jamaah haji, yakni pemondokan, transportasi dan katering makanan. Dari aspek pemondokan di Arafah, dia mengaku kecewa dengan kondisi tenda yang sempit, sehingga dirinya dan ratusan jamaah mendapatkan posisi istirahat atau tidur yang kurang menyenangkan selama di tenda maktab Arafah.

Sedangkan untuk aspek transportasi, dia menyoroti kondisi bus rute dari Arafah ke Muzdalifah, bus dari Muzdalifah ke Mina dan dari Mina ke pemondokan/hotel jamaah di Kota Makkah. Untuk kondisi bus dari Arafah ke Muzdalifah, dia meyatakan kekecewaannya karena jumlah penumpang di dalam satu bus melebihi kapasitas. Sehingga, sejumlah jamaah terpaksa berdiri selama bus melaju dari Arafah ke Muzdalifah.

Kemudian, ketika di Muzdalifah menuju Mina, sejumlah jamaah haji menunggu terlalu lama bus yang akan mengantarkan mereka ke Mina. "Kami berdiri terlalu lama mengantre menunggu bus yang akan mengantarkan kami ke Mina," katanya, ditemui di pemondokan di Hotel Al Fayroz Saesons, Madinah, pekan lalu. Hotel ini berjarak sekitar 200 meter dari Masjid Nabawi.

Dan saat masuk di dalam bus dari Muzdalifah ke Mina, jumlah penumpang per bus kembali melebih muatan atau sekitar 78 orang jamaah. "Termasuk tas tenteng yang masing-masing dibawa jamaah. Sehingga membuat kondisi bus sangat sesak karena banyak yang berdiri selama perjalanan dari Muzdalifah ke Mina," katanya.

Kemudian, satu bus, kata dia, terdiri puluhan jamaah dari sejumlah kloter. "Campur kloternya per satu bus. Kami sempat saling gontok-gontokan (berselisih, red) karena beda kloter, tapi dipaksa masuk agar bus kami bisa segera jalan," katanya. Akhirnya, dia dan rombongan satu bus yang beda kloter melanjutkan perjalanan dari Muzdalifah ke Mina.

Kondisi bus yang kurang memuaskan juga dia rasakan saat dari tenda maktab Mina ke pemondokan/hotel di Makkah. Meski jumlah penumpang di bus dari Mina ke hotel di Makkah tidak lebih padat dari jumlah penumpang bus dari Muzdalifah ke Mina yang dia naiki, namun kondisi bus dari Mina ke hotel di Makkah tidak menyediakan AC dan justru kurang terawat.

"Buktinya, bus mogok saat di Terowongan Raudhah, semua penumpang panik, karena bus mogok pas agak di tengah terowongan," kata jamaah haji yang tinggal sementara di hotel di kawasan Raudhah selama di Kota Makkah. Saat di Mina, dia istirahat di tenda maktab 31. Akibat kondisi bus seperti itu membuat perjalanan bus dari Mina ke pemondokan di Raudhah ditempuh dalam waktu lima jam. Padahal, kalau kondisi normal, hanya dtempuh satu sampai 1,5 jam.

Sedangkan dari menu makanan, dia mengaku nasi yang disajikan di Arafah dan Mina terlalu keras. "Ke depan, jangan sajikan nasi makanan yang terlalu mentah, bisa membuat perut sakit. Untuk menu lain makanan sih bagus, tapi nasinya kok berasa mentah ya," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement