REPUBLIKA.CO.ID, Diceritakan dari Amr bin Abdillah bin Sofwan, bahwa Yazid bin Syaiban berkata, “Kami dahulu mengerjakan wukuf di Arafah pada tempat yang jauh dari Mauqif.
Maka Ibnu Mirba’ Al-Anshari mendatangi kami seraya berkata, “Sesungguhnya aku adalah utusan Rasulullah SAW untuk kamu. Hendaklah kamu berada di Masy’ar kamu, sebab kamu tengah melaksanakan salah satu warisan dari bapak kamu Ibrahim AS.” (Sunan Nasa’i: V/255).
Kewajiban Wukuf di Arafah
Abdurrahman bin Ya’mur mengatakan, “Aku tengah bersama Rasulullah SAW ketika sekelompok orang mendatangi beliau. Lalu mereka bertanya kepada beliau mengenai ibadah haji.
Maka Rasulullah SAW bersabda, “(Puncak) ibadah haji adalah Arafah, maka barangsiapa mendapati malam Arafah sebelum terbit fajar dari malam Jama’ (Idul Adha), maka sempurnalah hajinya.” (Sunan Nasa’i: V/256).
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Usamah bin Zaid berkata, “Rasulullah SAW bertolak dari Arafah sementara aku membonceng beliau.
Lalu beliau menarik tali kekang untanya sehingga kepalanya hampir menyentuh bagian depan pelananya. Beliau bersabda, “Wahai manusia, kalian harus tenang dan berjalan perlahan, sebab kebajikan itu tidak terdapat pada tindakan mempercepat unta.” (Sunan Nasa’i: V/257).