REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementrian Agama akan menggenjot manasik haji bagi para calon jamaah haji musim ini. Untuk menyukseskan program tersebut, rencananya Kemenag akan menjadikan Kantor Urusan Agama (KUA) sebagai ujung tombaknya di seluruh Indonesia.
Rencana tersebut disambut baik Travel Haji Indonesia Maktour. Salah satu pembimbing manasik Maktour, Ustaz Muhamad Hafiz mengapresiasi rencana Kemenag tersebut.
Menurut Ustaz Hafiz, mestinya rencana Kemenag tersebut harus dilakukan sejak lama. Itu dikarenakan hingga saat ini masih banyak jamaah haji yang bingung dengan manasiknya.
"Sudah seharusnya rencana peningkatan manasik haji tersebut dilakukan dari dulu. Banyak jamaah di Tanah Suci tidak tahu manasiknya karena tidak maksimal disampaikan saat di Tanah Air," jelas alumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menerangkan.
Hafidz menyarankan bila pemerintah memang benar-benar ingin meningkatkan program manasik haji, tak hanya dari segi pembinaanya saja. Hal tersebut juga harus dilengkapi dengan perangkat yang mumpuni.
Menurut Hafidz, para pembimbing haji harus mengerti keadaan sesungguhnya di Tanah Suci. "Ini yang harus diperhatikan Kemenag, perangkat harus dipersiapkan. Jangan sampai petugasnya tidak mengerti medan," jelasnya.
Direktur Operasional Maktour, Muhammad Rocky menilai program manasik yang dilakukan pemerintah dalam waktu yang cukup lama, kadang belum dimengerti calon jamaah haji. Bisa jadi, cara penyampaiannya kurang efektif.
Ia menilai, penyampaian materi manasik haji yang disampaikan dengan cara ceramah satu arah, kurang memberi kesempatan kepada calon jamaah haji untuk mengerti lebih mendalam.
''Sebaiknya dilakukan dengan cara diskusi serta menggunakan audio visul serta layar gambar memadai, sehingga bisa memudahkan para calon jamaah haji memahami manasik haji,'' ujar Rocki.
Bila pemerintah ingin melakukan kerja sama, pihaknya terbuka. Menurut Rocky, selama ini beberapa negara tetangga sudah melakukan kunjungan ke tempatnya, guna melihat dari dekat proses penyampaian materi manasik di Maktour.
"Alhamdulillah, selama ini pejabat haji dari Pemerintah Malaysia, Singapura dan Brunei pernah berkunjung ke Maktour, untuk melihat dari dekat proses manasik di Maktour. Tapi, mengapa pemerintah Indonesia sendiri tidak pernah ada yang mau berkunjung ke Maktour," ungkap Rocky.