REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama mengaku belum bisa memperkirakan besaran biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) 2015.
Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah, Abdul Djamil mengatakan saat ini BPIH masih dalam pembahasan sehingga angka BPIH masih terus bergerak. Untuk itu, Kemenag belum bisa menyebutkan berapa angka BPIH yang saat ini sedang dibahas bersama DPR.
"Besaran BPIH berapa kita belum bisa menyebutkan karena masih bergerak terus. Masyarakat diminta sabar nanti pada saatnya akan disampaikan besaran BPIH," ujar Abdul Djamil saat ditemui di Jakarta, Selasa (21/4).
Ia melanjutkan, jika Kemenag menyebutkan besaran BPIH yang saat ini sedang dibahas, dikhawatirkan akan menimbulkan polemik di masyarakat jika besaran BPIH yang diumumkan nantinya lebih tinggi dari angka yang diajukan.
Ia mengatakan, belum adanya kesepakatan antara Kemenag dan DPR terkait besaran BPIH 2015 dikarenakan masih dilakukan pembahasan untuk efisiensi harga dalam komponen yang terdapat di BPIH. Seperti pemondokan, penerbangan dan lain sebagainya.
Menurutnya, harga dalam komponen BPIH masih terus bergerak fluktuatif karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. Harga-harga akan disesuaikan dengan kondisi yang saat ini terjadi. Salah satunya harga avtur.
Ia mengatakan, jika ada komponen yang diefisiensikan maka diharapkan tidak akan merugikan komponen lainnya.
Ia menambahkan, Kemenag dan DPR akan berusaha agar besaran BPIH dapat segera diumumkan akhir April. Jika BPIH diumumkan lebih cepat maka persiapan dapat dilakukan lebih awal dan dapat mengantisipasi kekurangan yang ada.