Jumat 24 Jul 2015 09:53 WIB

Ide Asuransi Haji dan Umrah Mulai Disosialisasikan

Rep: c 30/ Red: Indah Wulandari
Jamaah haji melakukan tawaf saat ibadah haji yang baru lalu
Foto: AP
Jamaah haji melakukan tawaf saat ibadah haji yang baru lalu

REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH -- Dewan Asuransi Inggris mendukung program asuransi kesehatan untuk calon jamaah haji dan umrah hingga senilai 100 riyal atau Rp 359 ribu.

Asuransi ini diberikan benar-benar untuk pengunjung yang sangat membutuhkan. Cakupan asuransi sendiri adalah baya pengobatan, pemeriksaan medis, diagnosis, obat, biaya rumah sakit, kehamilan dan persalinan, sakit gigi akut dan darurat, bayi prematur, dan kasus evakuasi medis.

Cakupan juga melingkupi hal yang tidak terduga seperti kecelakaan lalulintas. Bahkan sampai biaya penanganan dan pengurusan biaya almarhum apabila sampai meninggal dunia. 

Sedangkan yang tidak tercakup dalam asuransi kesehatan Jeddah ialah penyakit yang timbul dari penyalahgunaan obat-obatan, operasi plastik, penyakit kelamin, kacamata, alat bantu dengar, perangkat electroacoustic, dan implan organ.

Tertanggung berhak menerima pelayanan medis dalam waktu 60 menit setelah mendaftar. Tapi, biaya asuransi ini tidak berlaku untuk pengunjung yang menggunakan dokumen kesehatan atas keterangan kondisi awal yang telah diketahui sebelum kunjungan dilakukan.

Kepala Komite Asuransi Jeddah lembaga Dagang dan industri, Khaldoun Barakat mengatakan. Mekanisme untuk menjalankan program ini masih sedang dipelajari oleh Arab Saudi Monetary Agency, perusahaan asuransi, dan dewan koperasi asuransi kesehatan.

“Jumlah penerima manfaat ini bisa mencapai delapan juta pengunjung asing yang beribadah haji dan umroh,” ujar  Khaldoum, dilansir dari ArabNews, Jumat (24/7).

Pembayaran biaya asuransi akan berfungsi sebagai prasyarat untuk mendapatkan visa kunjungan ke Tanah Suci. Menurutnya, program ini sudah dirancang sejak 10 tahun yang lalu.

Hanya saja, banyak rintangan dan kendala yang membuat program ini sering tertunda. Salahsatunya, beban tanggungan yang harus diterima, jaringan pelayanan medis yang masih lemah apabila di daerah terminal.

Meski begitu, program ini dinyatakan akan berhasil oleh mantan Menteri Kesehatan Jeddah Hamad Al-Manie. Sementara itu, mantan menteri kesehatan lain seperti Abdullah Al-Rabeeah mengatakan untuk melakukan konferensi terkait problem yang dihadapi oleh program asuransi ini.

“Pengusaha sektor asuransi kesehatan dari berbagai negara untuk memecahkan masalah ini,” ujar Al-Rabeeah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement