Jumat 21 Aug 2015 20:02 WIB

Bonus Hijir Ismail dan Khasiat Air Zamzam

Haji
Haji

Oleh: EH Ismail, Wartawan Republika

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah berhasil mencium hajar aswad, saya menjauhi kerumunan jamaah yg masih berebut mencoba mencium batu dari surga tersebut. Sesaat, saya ingin memutuskan mulai melakukan thawaf untuk menunaikan umrah quddum (umrah kedatangan).

Namun, hati ini terus mengajak saya kembali ke Hijir Ismail kendati penumpukan jamaah di pintu masuk tempat istirahat Siti Hajar dan Nabi Ismail AS itu terus menebal.  Entahlah... Ada perasaan nyaman dan damai saat saya berada di dalam sana.

Walaupun sebelumnya sudah bisa shalat sunah enam rakaat dan berdoa di sana, tapi rasanya ingin terus berada di dalam ruang setengah lingkaran di hadapan kabah itu.

Ya.. Akhirnya saya memutuskan kembali mencoba masuk ke Hijir Ismail. Tak butuh lama, saya sudah berada di barisan paling belakang antrean jamaah yang ingin masuk ke dalam. Sekilas kemudian, saya melihat sejumlah askar tengah meminta jamaah yang berada di dalam Hijir Ismail untuk keluar.

Tentu maksudnya tak lain untuk memberi kesempatan jamaah lain shalat dan berdoa di sana. Tiba-tiba, saya melihat ada kesempatan merangsek ke depan pintu masuk Hijir Ismail dari jalur di luar arus jamaah yang keluar. Benar saja, dengan sedikit melawan arus jamaah keluar sambil memiringkan tubuh dan bergerak maju, saya sudah berada di depan pintu masuk Hijir Ismail.

Belum sempat menunggu, saya melihat ada seorang jamaah beranjak bangun dari duduknya dan ingin keluar. Saya langsung saja masuk dan menuju tempat itu. Subhanallah... Ini tempat yang sama saat saya pertama masuk tadi. Setelah berganti tempat dengan jamaah itu, saya langsung mendirikan shalat sunah dua rakaat.

Selesai shalat, saya kembali memanjatkan doa-doa yang saya hafal dan barisan doa-doa titipan istri, keluarga, tetangga, teman, serta para kenalan di Tanah Air. Terasa lama saya bersimpuh di sana. Namun, lagi-lagi saya tidak diusik sesaat pun oleh askar. Jamaah di kanan-kiri saya sudah berganti wajah, tapi saya masih di sana.

Sampai akhirnya, beberapa petugas masuk ke Hijir Ismail dan mulai membentangkan pita merah dan menghalau jamaah keluar satu per satu. Saya sadar, itulah pengujung keberadaan saya di sana saat itu. Akhirnya, saya memutuskan untuk berdiri dan shalat dua rakaat lagi.

Dua kali masuk Hijir Ismail dan total shalat 10 rakaat di dalamnya adalah berkah yang luar biasa yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya. Apalagi, beragam cerita dari kenalan di Indonesia mengenai betapa sulitnya masuk ke Hijir Ismail menambah rasa syukur atas berkah yang saya rasakan di hari pertama berada di Tanah Suci. Alhamdulillah.

Selain merasakan nikmat rahmat di Hijir Ismail, saya menyaksikan sendiri peristiwa menakjubkan mengenai air zamzam. Kawan saya satu tim di Media Center Haji (MCH) Wawan Isab Rubiyanto (Liputan6.com) kebetulan sedang mengalami sakit mata sejak dari Tanah Air. Saat bertemu di asrama haji Pondok Gede sehari sebelum keberangkatan ke Jeddah, mata sebelah kanan Wawan Terus menerus mengeluarkan airmata.

Penyebabnya, mata kanan Wawan yang memang sudah cedera sejak masa SMP karena terkena pecahan kaca mobil, kembali luka. Luka lama di mata kambuh kembali karena terpukul tangan anak pertamanya saat bergurau di rumah tepat sehari sebelum tim MCH masuk asrama. Luka jahitan di mata Wawan pun trauma.

Air yang terus-menerus keluar dari mata Wawan saya lihat sangat mengganggu aktivitasnya. Sakit mata Wawan tak jua kunjung sembuh sesampainya kami di Jeddah.

Namun, saat berada di Masjidil Haram, sebelum melakukan umrah quddum, kami menyempatkan minum air zamzam yang banyak tersedia di dalam masjid. Selain minum, Wawan saya lihat membasuh mata kanannya dengan air zamzam berulang-ulang. Tak lama, dia mengedip-edipkan matanya dan mengeringkan dengan masker yang dibawa.

"Alhamdulillah, mata ane langsung terang nih," kata Wawan.

Subhanallah. Allahu akbar. Saya terperangah. Betapa saya lihat sendiri khasiat menyembuhkan air zamzam yang sering dikabarkan banyak orang. Saya tahu, bukanlah air zamzam yang menyembuhkan, melainkan atas ijin Allah SWT lah zamzam bisa menjadi media penyembuh penyakit seseorang.

Setelah membasuh matanya dengan air zamzam, sampai kini kami sudah di Madinah atau empat hari pascakedatangan, mata kanan Wawan tidak mengeluarkan air mata lagi. Wawan pun kini sudah bisa beraktivitas tanpa terlihat ada gangguan dengan matanya. Subhanallah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement