REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Untuk mengawasi kadar gizi, PPIH Arab Saudi sengaja mendatangkan pengawas ahli gizi dari Tanah Air. Dengan keberadaan juru masak (chef) yang diharuskan dari Indonesia, maka menu makanan untuk jamaah dipastikan mempunyai cita rasa Nusantara.
Juru masak Oriental Savoury catering Anto Wiryanto menyatakan, proses memasak di perusahaannya dilakukan dengan peralatan modern. Misalnya, satu penanak nasi buatan Italia yang bisa memasak beras sebanyak 60 kilogram sekali masak. Selain makanan berat, perusahaannya juga memproduksi roti croissant atau bulan sabit dan kue muffin untuk konsumsi jamaah.
“Untuk waktu masaknya maksimal tiga jam karena semuanya sudah dengan peralatan canggih,” katanya, demikian laporan Wartawan Republika, EH Ismail dari Madinah, Arab Saudi.
Kendati demikian, Anto mengimbau kepada jamaah haji Indonesia agar menyantap makanan yang disajikan sesuai tulisan batas waktu yang ada pada kotak makanan. “Misalnya ada tulisan harap dimakan sebelum jam 16.00, maka batas waktu ini harus diperhatikan agar kualitas makanan yang disajikan tidak berkurang,” kata Anto.