Rabu 26 Aug 2015 13:26 WIB

Calon Haji Meninggal di Pesawat Akibat Ketidakjujuran pada Tim Medis

Rep: c 37/ Red: Indah Wulandari
Jamaah haji sakit dirawat di BPHI
Foto: Siwi/Republika
Jamaah haji sakit dirawat di BPHI

REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI -- Meninggalnya salah satu calon jamaah haji Kloter 11 asal Kabupaten Bandung Lala Komala (44 tahun),  Selasa (25/8) dinilai salah satu ketidakwaspadaan calon haji mengenai kondisi kesehatannya.

"Dilihat dari kronologi rupanya sudah sakit di rest area. Pas ditensi 180/100, lalu diberikan obat anti hipertensi. Dibawa pakai ambulans sampai asrama haji. Sampai sini pasien dan dari daerah tidak bilang apa-apa, mengeluhnya cuma sakit kepala,” terang Kabid Kesehatan PPIH Embarkasi Jakarta Bekasi Ananto Prasetya Hadi, Rabu (26/8).

Saat dicek kembali di Poliklinik, tensinya menurun menjadi 140.  Sehingga diagnosanya tidak mengarah ke hipertensi berat.

Menurutnya, apabila diberi tahu riwayat yang seperti itu, tentunya tim dokter Embarkasi akan lebih berhati-hati dan akan dirujuk ke RSUD Bekasi.

"Karena tidak dikasih tahu riwayatnya dan kita tidak waspada, baru tahunya setelah meninggal suaminya bilang kalau istrinya tensinya pernah setinggi itu dan dibawa pakai ambulans," jelasnya.

Dalam kejadian seperti ini, Ananto tidak menyalahkan tim kesehatan dari daerah. Karena memang dari calon jamaah haji banyak yang tidak waspada dengan kondisi sendiri dan juga banyak yang tidak jujur terhadap dokter mengenai kesehatan mereka.

"Saya tidak menyalahkan teman-teman di daerah, tapi memang jamaah sendiri yang dari awal tidak jujur. Waktu datang ke Puskesmas banyak yang menyembunyikan kondisinya,"katanya.

Untuk hipertensi sendiri, lanjut Ananto, tim kesehatan tidak melarang calon jamaah haji untuk terbang, asal itu hipertensi terkontrol. Maka, calon haji diharapkan jujur mengenai riwayat kesehatannya.

"Kalau hipertensi yang terkontrol bisa terbang, nggak ada masalah buat kita, tapi kalau hipertensi itu sampai 200/100 tidak kami izinkan," ujarnya.

Untuk mengantisipasi terjadinya hal yang sama, kata Ananto, pihaknya sudah menyosialisasikan ke calon jamaah kloter berikutnya agar jujur mengenai kondisi kesehatan mereka. Selama tidak berpenyakit menular dan kondisinya memungkinkan, keberangkatan mereka tidak akan dibatalkan.

"Makanya itu yang kita sosialisasikan ke jamaah tolong jujur ke kita. Kita tidak akan menggagalkan keberangkatan asal tidak penyakit menular," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement