REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisruh keterlambatan visa haji yang menimpa sebagian jamaah calon haji Indonesia tahun ini berefek domino hingga Tanah Suci.
“Ada koper jamaah sudah tiba di Tanah Suci, pemiliknya belum bisa berangkat karena visa belum keluar,” ujar Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ledia Hanifa Amaliah seusai melakukan pengawasan pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji pada 3-8 September lalu, dalam rilisnya pada Republika.co.id, Rabu (9/9).
Akibatnya, sebagian jamaah yang dimajukan jadwalnya sebagai pengganti jamaah yang visanya belum siap tiba di Tanah Suci dengan mengenakan gelang informasi yang tidak sama dengan alamat tinggal yang tersedia.
Sehingga, Ledia mencermati, kekisruhan tersebut berdampak panjang pada beberapa operasional haji. Mulai dari perubahan jadwal keberangkatan dan kedatangan sebagian jamaah calon haji serta pihak-pihak lain.
Seperti, panitia haji di Tanah Suci yang harus melakukan regrouping dan memindahkan alamat. Pembimbing ibadah, ketua rombongan, semua harus mengantisipasi perubahan. Bahkan, petugas medis sampai harus mencari-cari pasien mereka.
“Pembimbingan dan pengontrolan menjadi lebih sulit dilakukan. Padahal, jamaah Indonesia banyak yang merupakan orang lanjut usia, berisiko tinggi atau gabungan keduanya. Belum lagi secara psikologis bagi jamaah haji dan rombongan yang terpisah ataupun yang terkena regrouping ada sebuah ketidaknyamanan,” ulas politikus Partai Keadilan Sejahtera ini.