REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH – Pemerintah Indonesia meminta naqaba untuk menyediakan bus antarkota yang lebih layak bagi jamaah haji asal Indonesia. Naqaba merupakan insitusi yang bertanggung jawab terhadap transportasi di Arab Saudi.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Abdul Jamil mengatakan pemerintah mengajukan permintaaan agar kondisi bus antarkota lebih baik karena masih ada jamaah yang melakoni perjalanan antarkota. “Kami minta ini menjadi perhatian,” kata dia, usai bertemu dengan Ketua Naqaba Arab Saudi Letnan Jenderal (Purn) Ahmad Abdullah Sumbawa, di Kantor Naqaba, Thoriq Jeddah, Makkah, Rabu (9/9).
Jamil menjelaskan pemerintah menginginkan perbaikan sudah dialami oleh jamaah yang akan bergerak dari Makkah. Hingga Rabu (9/9) pukul 03.00 waktu Arab Saudi, sebanyak 21.978 jamaah dalam 52 kelompok terbang (kloter) masih berada di Madinah.
Mereka akan diberangkatkan secara bertahap ke Makkah setelah melaksanakan ibadah Arbain, yaitu shalat wajib 40 waktu berturut-turut di Masjid Nabawi. "Begitu pula dengan transportasi gelombang kedua dari Makkah ke Madinah setelah Arafah, ada perbaikan," ujar Jamil.
Kepada Naqaba, Jamil menerangkan, dia sudah menjelaskan kondisi bus yang menyusahkan jamaah haji asal Indonesia. Masalah bus antarkota yang dialami jamaah mulai dari bus mogok dan pendingin udara (AC) yang mati.
Dia juga menjelaskan kepada naqaba mengenai jumlah jamaah haji asal Indonesia yang terbesar di dunia. Tahun ini, Indonesia memberangkatkan 155.200 jamaah haji reguler. Mereka dilayani hingga 1.129 unit bus antarkota dengan rute Madinah-Makkah dan Jeddah-Makkah.
Jamil menambahkan, Pemerintah Indonesia juga sudah menyampaikan agar jamaah dilayani bus antarkota yang layak jalan sebelum musim haji dimulai. "Agar jamaah haji Indonesia memperoleh perhatian khusus karena jamaah terbanyak di seluruh dunia dan dilayani ribuan bus," kata dia.