REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Seorang ilmuwan terkemuka Arab Saudi memastikan robohnya tower crane yang jatuh melalui atap Masjidil Haram, Jumat (11/9) sore, murni lantaran angin kencang. Ilmuwan juga memprediksi akan ada perubahan cuaca yang drastis dan akan terjadi di sekitar Semenanjung Arab, termasuk Makkah dalam beberapa waktu ke depan.
Dilansir Arab News, Prof Mansour Almazroui, Direktur Center of Excellence untuk Penelitian Perubahan Iklim di Jeddah yang berbasis di King Abdulaziz University (KAU), menegaskan, angin berkecepatan tinggi menjadi penyebab utama jatuhnya alat derek. Almazroui mengatakan petir juga diamati sempat menyambar alat derek sebelum jatuh, seperti yang ditayangkan pada sebuah video.
Foto dan video yang tersebar di media sosial menunjukkan adegan mengerikan saat petir menyambar crane, crane jatuh, dan menyebabkan banyak orang meninggal da terluka. Dentuman crane menembus atap Masjidil Haram, menjatuhkan tumpukan besar beton dan menyebabkan tertimpanya sejumlah jamaah haji.
"Itu adalah kecelakaan yang sangat menyedihkan," kata dia.
Almazroui menjelaskan, aktivitas cuaca ekstrem mulai berkembang di Mekkah pada Jumat (11/9) sekitar pukul 15:00-16:00 sore, dan berubah menjadi gerimis bercampur petir dengan angin kencang yang berhembus berkecepatan 65 km per sekitar pukul 17:00.
"Itu sebabnya suhu turun dalam beberapa menit dari 40°C sampai 25°C," tambah Almazroui.