REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ratna Puspita dari Tanah Suci
MAKKAH -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bersama 11 Amirul Hajj meminta masukan kepada jamaah mengenai layanan penyelenggaraan ibadah haji. Masukan yang paling banyak diterima Menag terkait dengan layanan makan di Makkah.
"Makannya diperbanyak, pak," kata seorang jamaah perempuan asal Serang kepada Menteri Agama ketika mengunjungi Pemondokan 801, Sektor 8, yang menempati Hotel Al Jawharah di Jarwal, Makkah, Arab Saudi, Ahad (13/9) malam waktu setempat. Ucapan jamaah itu diamini jamaah lainnya.
Sebagian besar jamaah berharap pemerintah tidak hanya menyediakan layanan makan siang, namun juga makan pagi atau sarapan dan makan malam. Khusus sarapan, jamaah meminta agar pemerintah menyediakan bubur kacang hijau dan susu. "Buat tambahan energi, pak. Biar kuat," kata seorang ibu.
Menag pun tersenyum mendengar permintaan ini. Lukman menjelaskan layanan makan siang baru diterapkan tahun ini.
Kalau memang jamaah cocok dengan menu masakan dan rasa makanan maka pemerintah akan melanjutkan layanan makan siang. "Kalau tahun depan lebih baik maka itu jasanya ibu-ibu yang sekarang," kata Lukman.
Sebagian besar jamaah yang ditemui rombongan Amirul Hajj menyatakan kepuasannya terhadap layanan makan siang. Makanan bercita rasa Indonesia dan selalu diterima pukul 11.00 waktu Arab Saudi (WAS).
Usai kunjungan, Lukman mengatakan banyak jamaah yang puas dengan layanan katering. Dia pun berharap layanan makan di Makkah tidak hanya satu kali sehari. "Tahun ini baru sekali. Mudah-mudahan bisa ditambah seperti di Madinah," kata dia.
Lukman juga mengomentari bangunan seperti Hotel Al Jawharah yang diharapkan menjadi pemondokan jamaah haji pada penyelenggaraan haji pada tahun-tahun mendatang. Hotel Al Jawaharah merupakan pemondokan terbesar dan terpusat untuk jamaah haji Indonesia tahun ini.
Al Jawharah merupakan superblok dengan lima menara sehingga penempatan jamaah haji dapat terpusat. Setiap menara sanggung menampung hingga 4.500 jamaah. "Dalam satu daerah dapat menampung hingga 21.600 orang," kata Lukman.
Menag juga menilai kondisi kamar yang dihuni tiga sampai empat jamaah sudah layak. Beberapa kamar dilengkapi dengan fasilitas mesin cuci. Pemilik hotel juga menyiapkan lebih banyak mesin cuci di ruangan khusus mencuci.
Lukman menyatakan lokasi pemondokan di wilayah Jarwal juga dekat dengan Masjidil Haram. Jamaah dapat berjalan kaki 800 meter untuk beribadah di Masjdil Haram. "Semoga tahun depan pemondokan ini dapat kita pertahankan," kata dia.