REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Komisi VIII DPR berharap proses identifikasi jenazah korban robohnya mobile crane d Masjidil Haram, Makah, berlangsung dengan cepat. Sebab, ini terkait dengan ketenangan dan kepastian bagi keluarga di tanah air.
Ketua Komisi VIII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay mengatakan ada jasad di rumah sakit yang diduga jamaah haji Indonesia. Hingga kemarin, jamaah dari kelompok terbang (kloter) Medan (MES) 09 Janniro binti Gadumbang dilaporkan belum kembali ke pemondokan sejak musibah tersebut terjadi pada Jumat (11/9) pekan lalu.
Berdasarkan keterangan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Saleh menyatakan, proses identifikasi dengan Deoxyribonucleic acid (DNA) jenazah sedang dilakukan.
"Ada keluarganya yang sedang ikut berhaji juga," ucapnya.
DNA jenazah akan dicocokan dengan keluarga Janniro yang juga menjadi jamaah haji tahun ini. Keluarga Janniro yang berada di Makkah, yaitu Amaliah Siregar.
"Proses harus dilakukan secepat mungkin karena terkait ketenangan keluarga," kata Saleh.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin membenarkan ada korban yang sulit diidentifikasi melalui pemeriksaan fisik. Proses identifikasi hanya dapat dilakukan melalui tes Deoxyribonucleic acid (DNA).
Lukman juga menyatakan ini menjadi pembelajaran bagi pemerintah untuk memperkuat identitas jamaah dengan DNA atau cara lain untuk memudahkan identifiaksin pada penyelenggaraan haji tahun mendatang.
Kementerian Agama akan mengkoordinasikan dengan Kementerian Kesehatan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak terduga.
Selama ini, identifikasi jenazah meninggal karena sakit atau penyebab lainnya menggunakan gelang. Lukman menyatakan gelang yang dikenakan oleh jamaah haji Indonesia berbeda dengan jamaah haji asal negara lain.
Gelang jamaah terbuat dari tembaga untuk mengantisipasi jamaah menjadi korban kebakaran. Ketika korban tidak bisa teridentifikasi, gelang tembaga yang antiapi memudahkan proses identifiaksi.
"Kalau gelangnya tidak bisa dikenali maka ada cara lain untuk memudahkan identifikasi," ujarnya.
Hilangnya Janniro pascamusibah tersebut pertama kali dilaporkan oleh Amaliah, kakak yang bersangkutan. Janniro dilaporkan pergi bersana lima jamaah lainnya dari kloter MES 09, saat peristiwa robohnya mobile crane terjadi.
Tiga dari lima jamaah itu sudah kembali ke pemondokan setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit milik Pemerintah Arab Saudi. Seorang lainnya, yaitu Masnauli Sijuadil Hasibuan, yang merupakan korban meninggal.