REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH -- “Di sini, ini namanya miftah. Kalau di India, bahasa Hindinya kunci. Sama dengan bahasa kamu. Kunci juga,” kata Latief sambil menunjukkan sebuah kunci dari dalam kantong bajunya. Kami pun tertawa.
Dia kemudian menunjukkan lokasi kamar saya seraya mengatakan, “Itu di sini ghurfah. Bahasa Hindi-nya kamra. Indonesia, kamar. Hampir sama, kan?” Kami semua kembali tertawa.
Saya pun mengulangi bahasa-bahasa dasar Hindi yang mereka ajarkan. “Aap ka naam kya hai?” “Mera naam Latief hai (nama saya Latief),” jawab Latief sambil mengulangi pertanyaan saya.
“Aap ka naam kya hai?” “Mera naam Ismail hai (nama saya Ismail),” jawab saya.
Kami kembali tertawa. “Dia pintar,” kata Osman.
Dialog semakin cair mana kala saya menyebutkan sejumlah judul film India yang saya hapal dan beberapa bintang film Bollywood saya tahu.
Saya mengatakan kepada mereka bahwa saya banyak menonton film Shah Rukh Khan, Amitabh Bachchan, Ranee Mukherjee, Kareena Kapoor, Kharisma Kapoor, Kajool, Preity Zinta, dan lainnya.
“Ah ha… Kuch Kuch Hota Hai ya,” celetuk Salman. Kami tertawa lagi.
Setelah Latief menyebutkan beberapa judul film Bollywood dan mengatakan aktor jagoannya, saya baru mengerti apa yang dia tanyakan.
Latief bertanya siapa aktor yang kerap menjadi jagoan dalam film-film Indonesia. Sesaat saya bingung dengan jawaban apa yang akan saya berikan.
Tapi, kenangan nonton layar tancap semasa SMP dulu, membuat saya dengan sigap menjawab, “Barry Prima!” Ahh...Siapa ya sebenarnya aktor-aktor jagoan film Indonesia sekarang?