Selasa 22 Sep 2015 08:11 WIB

Prioritaskan Rukun Haji

Jamaah haji Indonesia sedang wukuf di Arafah
Foto: Heri Ruslan/Republika
Jamaah haji Indonesia sedang wukuf di Arafah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: EH Ismail dari Tanah Suci

MAKKAH -- Penanggung Jawab Satuan Operasional Arafah Nurul Badruttamam mengungkapkan, kenyataan banyaknya jamaah tarwiyah risti yang wafat saat di Arafah, Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) seharusnya lebih mendorong agar jamaah mengutamakan persiapan fisik menghadapi wukuf.

“Karena wukuf itu rukun, sedangkan tarwiyah sunah. Jangan salah prioritas yang akhirnya merugikan jamaah. Coba saja nanti Anda lihat jamaah tarwiyah yang risti itu banyak bertumbangan di Arafah,” ujar Nurul kepada Republika, di Makkah, Selasa (22/9) dini hari.

Dede, salah satu jamaah asal Yogyakarta yang berangkat tarwiyah pada Selasa dini hari menyatakan, dia dan sang istri membayar 700 SAR untuk keperluan tarwiyah.

Dia tidak tahu perincian penggunaan uang itu. “Ya, semua memang bayarnya segitu karena ini kan nggak difasilitasi pemerintah. Mandiri masing-masing jamaah bayar 350 riyal,” katanya.

Baidowi, jamaah tarwiyah lainnya mengaku hanya membayar 200 SAR untuk mengikuti tarwiyah. “Bayar untuk bus dan konsumi nanti di Mina,” ujarnya.

Tarwiyah adalah ibadah sunah yang dilakukan pada hari kedelapan Dzulhijjah. Setelah berihram dari pemondokan, jamaah menuju Mina untuk bermalam di sana (mabit) kemudian baru melanjutkan perjalanan ke Arafah pada 9 Dzulhijjah selepas Shubuh.

Adapun dalam prosesi haji yang diselenggarakan pemerintah, jamaah haji langsung menuju Arafah setelah berihram dari pemondokan. “Tanpa mabit di Mina,” kata Nurul.

Kepala Bidang Bimbingan Ibadah dan Pengawasan KBIH PPIH Arab Saudi Ali Rokhmad menerangkan, tahun ini ada 12.434 jamaah haji Indonesia yang terdata melakukan tarwiyah. Jumlah ini menurun dibandingkan dengan jamaah yang melakukan tarwiyah pada tahun sebelumnya sebanyak 13.358 jamaah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement