Rabu 23 Sep 2015 23:48 WIB

Suhu Capai 40 Derajat , 12 Jamaah Meninggal Ketika Wukuf

Rep: ratna puspita/ Red: Taufik Rachman
Jamaah haji melaksanakan wukuf di Arafah, Arab Saudi.
Foto: Republika/Yogi Ardhi/ca
Jamaah haji melaksanakan wukuf di Arafah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Suhu di Padang Arafah ketika prosesi puncak haji atau wukuf mencapai lebih dari 40 derajat celcius, Rabu (23/9). Suhu panas ini menyebabkab banyak jamaah harus dirujuk ke Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Arafah.

Koordinator BPHI Arafah dr Agus Hidayat mengatakan empat jamaah meninggal di BPHI Arafah. "Totalnya ada 12 jamaah yang meninggal hingga pukul 17.00 karena ada delapan yang meninggal di maktab," kata dia, Rabu.

Agus menambahkan, tiga jamaah yang meninggal di BPHI karena heatstroke. Seorang lainnya karena gagal napas. Sebagian besar jamaah yang meninggal di maktab atau tenda juga karena serangan panas.

"Mereka sudah tertangani oleh dokter dan paramedis di tenda jamaah, tapi kondisinya sangat parah sehingga meninggal sebelum dibawa ke BPHI," kata Agus.

Sebagian jamaah yang meninggal berusia lebih dari 60 tahun. Semua jamaah yang meninggal di BPHI Arafah berusia lebih dari 60 tahun.

Mereka, yaitu Muhammad Sodik Palil asal Kloter 37 Surabaya (SUB) berusia 61 tahun, Djani dari Kloter SUB 33 berusia 67 tahun, Nurhayati dari Kloter Aceh (BTJ) 06 berusia 62 tahun, dan Hamid dari Kloter Batam (BTH) 04.

"Jamaah kita yang berisiko tinggi lebih dari 60 persen. Dari jumlah itu, jamaah yang umurnya di atas 60 tahun sebanyak 40 persen," kata Agus.

Agus menambahkan, jamaah haji yang dirujuk ke BPHI Arafah hingga Rabu sore sebanyak 130 orang. Dari jumlah tersebut, lebih dari 20 jamaah dirujuk ke RS Arafah.

"Yang masih dirawat, kami akan evakuasi ke Makkah mulai malam ini. Ada tiga ambulance yang akan mengangkut mereka hingga tengah malam nanti," ujar Agus.

Kesibukan di BPHI Arafah sudah terlihat sebelum prosesi wukuf dimulai pada waktu Zuhur. BPHI Arafah yang sudah kebanjiran pasien sejak jamaah tiba di Arafah pada Selasa (22/9) harus menggunakan tenda lain untuk menampung jamaah.

Jumlah jamaah yang masuks ke BPHI Arafah terus meningkat setelah selesai Zuhur dan berdoa. Kebanyakan yang dirujuk merupakan pasien berusia tua.

Satu per satu, mereka ditempatkan di atas kasur. Tenaga medis langsung menempelkan tiga buah es batu di bagian leher, tangan, dan perut jamaah yang dirujuk ke BPHI Arafah.

Beberapa jamaah tampak kesulitan bernapas sehingga petugas harus mengipasi mereka dengan kardus. Listrik sempat padam sehingga penyejuk udara juga tidak berfungsi.

Seorang jamaah perempuan meninggal dunia tidak lama tiba di BPHI Arafah. Suaminya berada di sisinya ketika dia menghembuskan napas terakhir.

Kepala Satuan Operasi Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina) Letnan Kolonel Caj Abu Haris tampak menemani keluarga. Keduanya berusaha menghubungi keluarga di tanah air.

Tiba-tiba, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin tanpa pengawalan masuk ke tenda BPHI Arafah. Dia sempat melihat kondisi pasien yang masih dalam perawatan.

Selanjutnya, dia menghampiri jamaah yang meninggal dan sudah ditutup kain putih. Dia juga turut membantu menghubungi keluarga dari jamaah yang meninggal.

"Halo, saya ingin mengabarkan bahwa ibu sudah berpulang. Dia meninggal dengan khusnul khotimah, baru saja melaksanakan wukuf," kata Lukman kepada keluarga jamaah di tanah air.

Selanjutnya, Lukman memperkenalkan bahwa dia adalah menteri agama. "Saya bersama pak Tatang sekarang, beliau berada di sisi ibu," kata dia. Tatang yang duduk di sisi istrinya tampak terisak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement