REPUBLIKA.CO.ID, MEKKAH -- Seorang peziarah bernama Ethar El-Katatney melihat pasca kejadian mengerikan di Minna, Arab Saudi. Sekitar lima jam setelah kejadian terlihat banyak polisi dan ambulans di mana-mana.
Ambulans tersebut hilir-mudik mengevakuasi para korban meninggal ke rumah sakit. "Saya melihat ambulans, saya melihat mayat. Setidaknya 20 sampai 30 ambulans melewati saya," katanya kepada CNN melalui telepon saat ia mencoba untuk mencapai pilar, Kamis (24/9).
13 hari yang lalu, para jamaah haji telah dikejutkan dengan musibah jatuhnya crane yang menewaskan 100 orang lebih di Masjidil Haram, Mekkah. Kemudian tragedi lainnya terjadi di Mina yang menewaskan 717 orang warga sipil dan masih terus bertambah.
Tentu saja, ini menjadi yang terbesar sejak 25 tahun ke belakang. Sebab kejadian terbesar sebelumnya terjadi pada tahun 1990, ketika 1.426 orang meninggal dunia.
Untuk melakukan evakuasi pejabat setempat telah mengerahkan 4 ribu orang, bersama dengan 220 ambulans dan kendaraan lainnya. Dalam ritual itu, kerumunan peziarah melempar batu di tiga pilar atau disebut melempar jumrah.
“Putra Mahkota, Nayef bin Mohammad bin Abdulaziz mengadakan pertemuan darurat untuk membahas penyerbuan di Minna,” seperti yang dirilis Agensi Saudi Press.
Melempar Jumroh adalah salah satu ritual terakhir dari musim Haji . Ini adalah ritual umat Islam tahunan yang telah menewaskan lebih dari 700 orang dan melukai 800 lainnya di Arab Saudi. Tempat ritual yang dikenal sebagai melempari setan di kota tenda Mina, jaraknya sekitar dua mil dari Makkah, kota suci Islam.