Selasa 29 Sep 2015 01:12 WIB

Pemerintah Didesak Kirim Tenaga Ahli ke Arab Saudi

Petugas medis menolong jamaah haji yang menjadi korban insiden Mina.
Foto: Reuters
Petugas medis menolong jamaah haji yang menjadi korban insiden Mina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim pengawas haji DPR RI, mendesak pemerintah untuk segera mengirimkan tenaga ahli ke Arab Saudi guna mempercepat proses identifikasi para jamaah haji Indonesia yang menjadi korban tragedi Mina. 

Dalam pengamatan tim pengawas DPR RI,  tenaga ahli Indonesia dalam bidang pengindentifikasian korban yang saat ini ada di Saudi dinilai sangat minim. Sementara, jumlah jamaah haji yang menjadi korban dari seluruh dunia mencapai 1.107 orang.

"Pengiriman tenaga ahli itu menjadi penting seiring dengan nota diplomatik yang dikirimkan pemerintah. Untuk apa kita mengirim nota diplomatik untuk membuka akses dalam identifikasi kalau tenaga ahli yang bisa melakukan tugas itu kurang?" Tegas Ketua Komisi VIII DPR yang juga Tim Pengawas Haji DPR, Saleh P Daulay dalam keterangannya kepada ROL, Selasa (29/9) dini hari.

Sejauh ini, kata Saleh, petugas yang melakukan identifikasi masih mengandalkan aparat TNI dan petugas kesehatan yang jumlahnya terbatas. 

Menurut dia, agar proses identifikasi bisa lebih cepat, dibutuhkan tambahan tenaga ahli. "Lagi pula, petugas yang sekarang ada di sana juga kemungkinan sudah terlalu capek karena bertugas siang dan malam," ujar mantan ketua umum PP Pemuda Muhammadiyah itu.

Selain itu,  kata Saleh, penambahan tenaga ahli juga menjadi penting seiring dengan pernyataan Menteri Agama bahwa masih ada lima kontainer lagi jamaah yang belum diidentifikasi. Padahal,  tegas Saleh, waktu terus berjalan. Dikhawatirkan, jenazah korban akan sulit diidentifikasi bila terlalu lama melakukan tindakan.

"Walaupun disimpan di lemari es, tetap akan ada perubahan dalam jasadnya. Hanya tenaga yang betul-betul ahli yang bisa mengerjakan tugas berat seperti itu," papar anggota Fraksi Partai Amanat Nasional itu.

Apalagi,  kata dia, petugas-petugas yang melakukan identifikasi saat ini masih memiliki tugas rutin lain dalam melayani jamaah. Faktanya, lanjut Saleh, gelombang kedua jamaah haji reguler Indonesia baru akan bertolak ke Madinah pada tanggal 3 Oktober yang akan datang. 

"Tentu persiapan terhadap mobilisasi jamaah menuju Madinah perlu dimatangkan. Dengan demikian, proses identifikasi korban tidak mengganggu tugas lain yang juga harus dikerjakan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement