REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama bersama DPR RI bersepakat meningkatkan kualitas transportasi antarkota dari Makkah ke Jeddah dan Makkah ke Madinah.
Moda transportasi yang sebelumnya dikeluhkan jamaah, kini diganti dengan armada baru yang lebih menjamin kelancaran dan kenyamanan perjalanan.
“Kita akan meningkatkan kualitas pelayanan bagi jamaah haji kita, khususnya mereka yang akan melakukan perjalanan jauh dari Makkah ke Madinah dan Makkah ke Jeddah,” ujar Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Abdul Djamil di Daker Makkah, dilansir dari web Kementrian Agama, Rabu (30/9).
Bus yang mengangkut kepulangan jamaah umumnya unit baru yang dilengkapi dengan fasilitas toilet, AC, sound system, peralatan keamanan, dan bagasi berkapasitas lebih besar. Selain perbaikan armada, jadwal operasional bus shalawat juga dimajukan dari jadwal semula pada 28 September 2015.
“Melalui upaya lobi, PPIH berhasil mendapatkan dispensasi khusus sehingga bus-bus yang mengantar jamaah haji dari hotel ke Masjidil Haram bisa beroperasi lebih awal, yaitu mulai 27 September 2015,” terang Djamil.
Sebanyak 6.854 jamaah yang tergabung dalam 17 kloter sudah dipulangkan ke Tanah Air, Senin (29/9). Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah memastikan proses pemulangan sudah sesuai dengan jadwal karena jamaah haji sudah sampai di plaza bandara enam jam sebelum take off.
Hanya, Abdul Djamil mengakui ada keterlambatan pemberangkatan pada pemulangan jamaah haji kloter awal akibat penumpukan jadwal penerbangan. Ia menjelaskan, 26–27 September, Bandara King Abdul Aziz Jeddah masih tutup sehingga jadwal penerbangan menumpuk di tanggal 28 September.
Hari itu, ada sekitar 150 penerbangan ke berbagai Negara sehingga hampir setiap empat menit sekali terdapat pesawat yang take off dan landing. Hampir seluruh negara memulangkan jamaah haji sehingga kepadatan di plaza bandara, ruang tunggu, imigrasi dan pintu bandara tidak bisa dihindari.