Rabu 30 Sep 2015 15:30 WIB

Ketua DPR Minta Saudi Buat Standar SOP Bencana

Rep: c05/ Red: Damanhuri Zuhri
Setya Novanto
Setya Novanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKART -- Ketua DPR Setya Novanto menyatakan penanganan Pemerintah Saudi pada tragedi Mina ada berbagai macam kekurangan. Saat terjadinya tragedi tersebut, akses untuk mengetahui jumlah korban yang tewas sulit dilakukan.

"Saya beserta rombongan DPR butuh usaha yang ekstra saat mengecek korban jiwa di suatu Rumah Sakit. Padahal saat itu kami sudah memakai tanda pengenal dari Kerajaan Saudi," ujarnya saat konferensi pers di DPR, Rabu (30/9).

Untungnya, kata dia, di rombongan ada yang dapat berbahasa Arab. Yakni Jazuli Juwaini. Ini membuat komunikasi ke pihak rumah sakit dan kami diizinkan untuk mengakses informasi jatuhnya korban jiwa.

Selain itu yang tak dilupakan dirinya adalah pengalaman saat menerobos pemeriksaan barikade. Mobil yang ditumpanginya mesti berpepetan dengan mobil setempat. Hal tersebut dilakukan agar mobil dapat lolos dari pemeriksaan pihak keamanan setempat.

"Kuncinya menurut saya ke depan mesti ada standar SOP yang jelas dari Saudi. Ini mengantisipasi semisal ada tragedi atau kecelakaan saat haji," jelasnya.

Sebab saat diumumkan korban jiwa dari Indonesia, Saudi seakan terlambat dalam mengupdate data. Versi Saudi di awal tragedi Mina hanya satu korban tewas dari Indonesia. "Padahal ketika kami cek sudah ada 20 warga Indonesia yang menjadi korban," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement