REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi VIII DPR RI mendesak Kementerian Agama (Kemenag) meningkatkan diplomasi bilateral antara Indonesia dan Arab Saudi. Hal ini untuk mempercepat proses identifikasi korban Mina.
Ketua komisi VIII, Saleh Partaonan Daulay mengatakan tim pengawas haji menilai diplomasi haji Indonesia sangat lemah. "Banyak contohlah. Seperti soal penyediaan sarana di Arafah. Termasuk dalam hal ini untuk akses identifikasi korban tragedi Mina," ujarnya, Rabu (7/10).
Ia mengatakan, jika tidak dilakukan diplomasi yang benar maka dikhawatirkan korban akan semakin sulit diidentifikasi karena sudah terlalu lama. Untuk itu, penting dilakukan langkah-langkah diplomasi dari kementerian terkait, termasuk juga Kementerian Luar Negeri.
Menurutnya, untuk mempercepat proses identifikasi ini maka harus dimulai dari kebijakan yang dibuat oleh pejabat yang memiliki otoritas. Jangan sampai hingga pemulangan terakhir jamaah haji nanti masih ada jamaah Indonesia yang tidak teridentifikasi.
Ia menambahkan, pemerintah Indonesia dapat mencontoh negara Iran yang berhasil melakukan diplomasi dengan berhasil memulangkan jenazah korban Mina ke negara mereka. Itu artinya, proses diplomasi berhasil jika memang pemerintah Indonesia ingin mencobanya.