REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH --- Pemerintah Arab Saudi belum juga memberikan hasil investigasi insiden Mina yang terjadi pada Kamis (24/9) lalu. Insiden maut yang terjadi di Jalan Arab 204 tersebut mengakibatkan sekitar dua ribu jamaah haji meninggal dunia, termasuk jamaah haji dari Indonesia.
Konsuler Jenderal RI di Jeddah Dharmakirty Syailendra Putra mengatakan, semula Pemerintah Arab Saudi memberikan informasi bahwa hasil investigasi insiden Mina akan dipublikasikan pekan kemarin. Namun, hingga saat ini hasil investigasi tersebut belum juga didapatkan perwakilan Pemerintah Indonesia.
Menurut Dharmakirty, Pemerintah Arab Saudi tampaknya masih fokus pada kegiatan mengurus korban insiden Mina, termasuk korban yang masih dirawat di sejumlah rumah sakit. “Namun mereka sudah menjanjikan bakal mengungkap hasil investigasi dan memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang dinyatakan bersalah,” kata Dharmakirty di Jeddah, Arab Saudi, Senin (12/10).
Setelah hasil investigasi selesai, Dharmakirty mengatakan, Pemerintah Arab Saudi memastikan akan menyampaikan hasil investigasi penyebab insiden Mina tersebut kepada negara yang jamaah hajinya turut menjadi korban, termasuk Indonesia. Dharmakirty melanjutkan, hasil investigasi insiden Mina ditunggu publik yang masih penasaran dan bertanya-tanya penyebab terjadinya penumpukan jamaah di Jalan Arab 204, Mina.
Apalagi, berdasarkan kesaksian sejumlah jamaah haji yang menjadi korban luka, jamaah haji diperintahkan berbelok masuk ke arah Jalan Arab 204 yang menjadi lokasi insiden maut tersebut.
Mengenai santunan terhadap korban, kata Dharmakirty, sejauh ini belum ada pembicaraan secara resmi antara perwakilan Pemerintah Arab Saudi dan Indonesia. Namun, berdasarkan pengalaman pada peristiwa tragedi terowongan Mina 1990 dan 2006, maka Arab Saudi memberikan semacam kompensasi kepada negara yang jamaahnya turut menjadi korban tragedi Mina kala itu.
Salah satu bentuk kompensasi tragedi Mina 1990 yang sampai sekarang bisa dimanfaatkan jamaah haji adalah pembangunan rumah sakit haji di Pondok Gede dan Medan. “Bisa saja tahun ini juga ada kompensasi seperti itu, kan korban jamaah kita ternyata juga sangat banyak," ujarnya.