Kamis 15 Oct 2015 16:18 WIB

Menanti Titik Terang Insiden Mina

Rep: Antara/ Red: Andi Nur Aminah
Kontainer jenazah di Mina
Foto: Ist
Petugas Dinas Pertahanan Sipil Arab Saudi melakukan evakuasi di lokasi jatuhnya crane di Masjidil Haram, Makkah, Sabtu (12/9). (Reuters/Stringer)

Abdul Hamid Fauzi, seorang dokter Mesir yang juga mantan penasihat Departemen Kesehatan dan Kependudukan, mengungkapkan bahwa peristiwa tersebut akibat adanya 'tangan kotor. Atas keyakinannya, dokter itu berkirim surat kepada Raja Salman bin Abdul Aziz. Ia berharap jasad korban tragedi Mina diotopsi oleh tim forensik sebelum dimakamkan.

Dokter kelahiran Mesir yang saat ini menetap di Saudi itu mengungkapkan, setelah mengunjungi beberapa rumah sakit yang merawat korban tragedi Mina, dia meyakini ada 'tangan berdosa' di balik musibah mengerikan ini. Yakni dengan meledakkan gas beracun di tengah lautan jamaah haji, sehingga mengakibatkan banyak korban tewas dan luka-luka.

Penyebab lain, ia menyebutkan bahwa insiden tragedi Mina berawal dari 300 haji asal Iran berjalan melawan arus jalur jamaah lainnya yang melintas. Seperti disebut situs Arab Saudi, Asharq Al-Awsat, sekelompok jamaah Iran datang dari Muzdalifah langsung bergerak ke Jamarat untuk melaksanakan ritual lempar jumrah pada hari itu.

Padahal, seperti yang diungkap Saudi Gazette, jamaah Iran dijadwalkan kembali ke tenda mereka dan beristirahat terlebih dahulu, sebelum mengambil giliran mereka untuk lempar jumrah. Namun, bukannya berjalan ke lokasi tenda jemaah dan menunggu di sana, mereka malah membawa barang bawaan mereka ke Jamarat, berlawanan arah dengan arus jamaah lain yang saat itu sedang melintas di Jalur 204. Saat itu seharusnya justru giliran jamaah Turki untuk berangkat ke Jamarat.

Menurut Arab News, ada sejumlah kamera pengawas di Jamarat yang hasil cuplikan rekaman videonya memperlihatkan detail insiden. Dari rekaman tersebut, mengonfirmasi bahwa rombongan jamaah Iran memang bergerak melawan arah.

Otoritas Arab Saudi memang sudah membuat pengaturan tersendiri untuk kegiatan haji tahun ini. Satu di antaranya adalah membuat jadwal giliran untuk rombongan jamaah haji dari tiap negara.

Peristiwa di Jalan 204 di Mina, saat puncak ritual jumrah mengagetkan berbagai pihak. Kemudian publik pun kembali teringat kejadian di terowongan Mina Al Mu'aisim pada 1990 dengan lebih dari anggota 1.426 haji dari berbagai negara wafat.

Lantas, Pemerintah Saudi telah memperbaiki infrastruktur dengan membangun jembatan jumrah senilai 1,2 miliar dolar AS usai peristiwa saling desak pada 2006 yang menewaskan 363 orang. Pada peristiwa 24 September, tragedi terjadi bukan di lokasi pelemparan jumrah. Melainkan di jalan menuju ke lokasi tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement