REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Mekkah,Arab Saudi mencapai kesepakatan dengan Maktab terkait proses pengiriman jamaah haji ke Arafah dan Mina (Armina) sehingga seluruh jamaah dapat terlayani dengan baik.
Hal itu disampaikan Kepala Daerah Kerja Mekkah, Arsyad Hidayat usai menghadiri pertemuan koordinasi terkait teknis pelayanan jamaah antara Sektor 7 Makkah dan Maktab --pemangku kepentingan Arab Saudi'- pada Ahad (14/8) malam waktu Arab Saudi.
"Mereka menggunakan sistem shuttle bus atau bolak balik. Artinya jamaah jangan takut tidak terangkut saat pemberangkatan ke Arafah sehingga berdesak-desakan," ungka Arsyad Hidayat menerangkan.
Arsyad Hidayat menggarisbawahi keperluan menyosialisasikan hal itu karena jamaah terkadang terburu buru dan berdesak-desakan untuk berangkat ke Arafah dan Mina. Selain masalah pemberangkatan ke Arafah dan Mina, pada kesempatan itu juga dibahas terkait tanazul (perpindahan) atau jamaah yang tidak tergabung dalam kelompoknya karena satu dan lain hal.
Dibahas pula upaya untuk memastikan jamaah mematuhi jadwal melempar jumrah yang telah ditetapkan. Kedua belah pihak juga sepakat bahwa jamaah bertanggung jawab secara penuh atas barang-barangnya jika kelebihan beban. Jatah yang diizinkan untuk koper besar jamaah adalah 30 kilogram.
Jamaah gelombang pertama akan mulai memasuki Makkah pada 17 atau 18 Agustus seusai menyelesaikan rangkain Arbain --shalat wajib 40 rakaat tanpa putus di Masjid Nabawi. Kelompok terbang (kloter) pertama yang akan tiba di Mekkah adalah Kloter PDG 01 dari Padang. Sekitar 444 jamaah akan tiba pada menjelang tengah malam 18 Agustus dan ditempatkan di pemondokan 101 Sektor Satu.