Selasa 16 Aug 2016 10:14 WIB

Kisah Hajar Aswad Dicuri Orang Mengaku Tuhan

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Achmad Syalaby
Batu Hajar Aswad
Batu Hajar Aswad

REPUBLIKA.CO.ID, Hajar Aswad adalah sebongkah batu yang berasal surga. Namun kini, batu tersebut telah berkeping-keping menjadi delapan gugusan batu kecil. 

Penyebabnya yakni tragedi pencurian Hajar Aswad disertai pembantaian kaum Muslimin di Kota Makkah tahun 319 Hijriyah di zaman Qaramithah, dipimpin oleh Abu Thahir al-Qarmanthi Sulaiman bin Abi Sa'id Al Janabi Al Hijri Al Qurmuthi.

Pada saat kejadian, dia berdiri di pintu Ka'bah sambil berkata, "Saya adalah Allah SWT. Saya bersama Allah SWT. Sayalah yang menciptakan makhluk-makhluk. Dan Sayalah yang akan membinasakan mereka." Kemudian dia berkata lagi, "Mana burung ababil itu, mana batu dari neraka Sijil itu?".

Golongan Qaramithah pada masanya, telah menggegerkan dunia Islam dengan melakukan kerusakan dan peperangan terhadap kaum Muslimin. Kota Makkah dan Masjidil Haram tidak luput dari kejahatannya. Bala tentaranya berusaha membongkar Hajar Aswad, merobohkan air Zamzam, membantai kaum Muslimin, melakukan pembunuhan, perampokan, dan merusak rumah-rumah. 

Bila terdengar namanya, orang-orang ketakutan. Terjadi perlawanan di antara kaum muslimin yang sedang melakukan thawaf. Bahkan Amir Makkah saat itu berusaha menghalau gerakan Qaramithah namun tidak ada hasilnya.

Amir Makkah pun menawarkan berbagai tawaran agar tidak membawa Hajar Aswad yang dia curi, namun tidak berhasil. Bahkan sang Amir Makkah dan keluarganya pun menjadi mangsa pembantaian selanjutnya. Qaramithah semakin membabi buta dan pembantaian pun terjadi di mana-mana. 

Setelah 22 tahun Hajar Aswad dalam penguasaan Abu thahir, ia kemudian dikembalikan, tepatnya pada 339 Hijriyah. Pada saat pencukilan Hajar aswad, pengikut Qaramithah mengangkutnya di atas beberapa unta. Pundak-pundak unta sampai terluka dan mengeluarkan nanah.

Saat dikembalikan hanya membutuhkan satu tunggangan saja, dan akhirnya dikembalikan dalam bentuk delapan gugusan saja. Pemerintah Makkah pun mempermanenkan batu tersebut agar tidak terjadi pencurian kedua kalinya. 

Kini Hajar Aswad tertanam di sudut selatan Ka'bah, tingginya mencapai 1,1 meter dari dasar lantai, panjangnya 25 centimeter, lebarnya 17 centimeter. Terdapat delapan keping batu mitip dengan telur berada dalam bingkai setebal 10 centimeter. Aroma wangi khas Hajar Aswad semerbak di sekitarnya. 

Hajar Aswad adalah tempat mulai dan selesai bagi orang yang akan melaksanakan thawaf di Ka'bah. Apabila tidak memungkinkan untuk mencium karena penuh dengan jamaah, maka tidak disunnahkan untuk berdesakan. Cukup dengan melambaikan tangan dan mencium tangan tersebut.

 

 

 

 

sumber : Esiklopedia Peradaban Islam Makkah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement