REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kiswah merupakan kain yang menutupi Ka'bah di Makkah, Arab Saudi. Nama kiswah dalam bahasa Arab berarti 'selubung' (kain yang dikenakan pada peti).
Sebelum Islam datang, Ka’bah ditutup dengan kain biasa.
Rasulullah SAW dan Abu Bakar al-Shiddiq kemudian menutupnya dengan kain dari Yaman. Umar dan Utsman ibn Affan lalu menutupnya dengan kain qubati dari Mesir. Utsman-lah orang pertama yang menutup Ka’bah dengan dua lembar kain penutup.
Pada 160 Hijriyah, al-Mahdi al-Abbasi pergi menunaikan haji ke Makkah. Setiba di Makkah, ia mengeluhkan bangunan Ka’bah yang terlihat rapuh dan juga semerawut karena banyaknya kain yang menutupinya (kiswah). Ia pun memerintahkan untuk melepas semua kain itu dan menyisakan satu kain saja sebagai penutupnya.
Setelah itu, para raja dan khalifah datang silih berganti untuk menutup Ka’bah dengan kain yang berbeda-beda sesuai dengan selera mereka. Tapi, semenjak kekhalifahan al-Nashir al-Abbasi, Ka’bah ditutup dengan kain berwarna hijau, lalu diganti dengan kain berwarna hitam yang bertahan hingga saat ini.
Setiap tahun, kiswah yang sudah lama diangkat dan dipotong-potong menjadi beberapa bagian kecil. Potongan-potongan tersebut lalu dihadiahkan kepada beberapa orang, diantaranya pejabat Muslim dan organisasi asing yang datang berkunjung.
Pembuat kiswah yang terkenal pada masa Jahiliah adalah ad-Dibaj Natilah binti Hibban, ibu dari Abbas bin Abdul Muthalib. Pada masa-masa sebelumnya Umar bin Khattab memotong-motongnya dan membagi-bagikannya kepada para jamaah yang hendak menggunakannya sebagai pelindung dari panasnya suhu kota Makkah.
Kiswah terdiri dari lima potong, empat potong untuk keempat sisi Ka'bah, dan satu lagi untuk menutupi pintunya, sepertiga bagian atas terdapat sabuk Kiswah bertuliskan ayat-ayat Alquran. Kain ini memiliki luas 658 meter persegi dan terbuat dari sutera seberat 670 kilogram.
Jahitannya terdiri dari benang emas seberat 15 kilogram. Kain ini terdiri dari 47 bagian kain dan masing-masing kain memiliki panjang 14 meter dan lebar 101 meter. Kiswah dipasang mengitari Ka'bah dan direkatkan ke tanah menggunakan cincin tembaga jahitan ayat-ayat Alquran.
Kiswah tidak dapat dipisahkan dengan Ka'bah karena diantara tujuan dari pemasangan kain itu adalah untuk melindungi dinding Ka'bah dari kotoran, debu, serta panas yang dapat membuatnya menjadi rusak. Selain itu, Kiswah juga berfungsi sebagai hiasan Ka'bah.
Pemerintah setempat memutuskan dana pembuatan dan kepengurusan kain kiswah Ka’bah diambil dari kas negara. Keputusan tersebut tetap diberlakukan sampai saat ini. Ka’bah dan Masjidil Haram semakin terawat dengan baik di tangan para pakar di bidangnya masing-masing.