REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Guna mengoptimalkan pelayanan haji di Tanah Suci, Daerah Kerja (Daker) Makkah menggelar pertemuan dengan 23 perusahaan penyedia jasa katering jamaah haji.
Pertemuan yang digelar Selasa (16/8) malam waktu Arab Saudi tersebut, menghasilkan adanya tiga perusahaan penyedia jasa katering haji yang mendapat sorotan dan diberi batas waktu sampai Rabu (17/8).
"Kami telah meninjau persiapan katering. Ada sorotan, salah satunya perusahaan Remas," ungkap anggota Tim Katering Daker Makkah, Mandradhitya Kusuma, dalam acara yang digelar di Sektor 04, Aziziyah, Makkah, Arab Saudi, Selasa (16/8) malam.
Dari hasil peninjauan pada 11 Agustus, juru masak Remas tidak memiliki kompetensi dalam memasak. Peralatan dapur Remas juga tidak memenuhi standar sanitasi.
Tim Katering yang beranggotakan Anwari Masatip, Bambang Sapto Utomo, Dhonny Yusuf Amier, Mandradhitya Kusuma dan Riki Rahdiwansyah memberi kesempatan kepada Remas untuk memperbaiki kekurangan.
"Kita cek ulang pada tanggal 15, tapi kondisinya tidak berubah," katanya. "Gas belum nyala, juru masak belum bisa menghasilkan produk sesuai resep yang kita berikan."
Dua katering lainnya yakni Ruwad Makkah dan Syallal Asia. Ruwad Makkah bermasalah pada persoalan sanitasi, meski masakannya sudah enak sesuai selera masakan nusantara.
"Kami percaya masakan Anda. Tapi ini bukan sekadar rasa, tapi higienitas masakan juga perlu diperhatikan," katanya.
Sementara Syalla Asia bermasalah pada persoalan sanitasi dan perlengkapan. Terdapat genangan air pada freezernya yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri. Peralatan masak juga kurang terutama peralatan untuk memasak nasi.