REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Agama (Kemenag) RI, Rudi Subiyantoro mengingatkan para petugas dan jamaah haji agar mengantisipasi suhu panas di Arab Saudi. Sebab, suhu di Makkah dan Madinah pada musim haji diperkirakan di atas 40 derajat Celcius.
"Jadi, jangan malu bawa air. Kalau tidak banyak minum bisa jadi masalah," kata Rudi.
Ia menjelaskan, kekurangan air selama berada di Tanah Suci akan berpengaruh pada stamina tubuh. Berdasarkan pengalaman pribadi berhaji pada 1990-an dan 2000, Rudi menuturkan, suhu panas bisa mengakibatkan keluarnya serbuk garam di wajah berbarengan dengan keringat.
"Nah, ini suhunya nanti bisa mendekati 50 derajat Celcius. Penguapannya luar biasa, jadi jangan disepelekan," ujar dia.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan Chairul R Nasution mengatakan, sebagian besar calon haji Indonesia memiliki risiko kesehatan yang cukup tinggi.
Berdasarkan data kesehatan jamaah haji, setidaknya ada 10 diagnosis penyakit yang paling banyak diderita jamaah, antara lain yang berkaitan dengan darah tinggi, diabetes, dan kelainan lemak darah.
Sehingga, Chairul mengingatkan, para jamaah haji menjaga kondisi tubuh. Jangan sampai mengalami dehidrasi pada cuaca yang sangat panas.
"Kondisi panas dan kelembapan rendah bisa menyebabkan dehidrasi karena banyak di antara mereka (jamaah) tidak merasa panas, tetapi sudah terjadi dehidrasi luar biasa," jelasnya.
Advertisement