Jumat 26 Aug 2016 17:39 WIB

Bus Shalawat Dinginnya Pas

Rep: Didi Purwadi/ Red: Agung Sasongko
Menag meninjau fasiltas penginapan dan Bus shalawat di Makkah, Arab Saudi, Senin (13/7).  Sumber: Humas Kementerian Agama
Foto: Humas Kemenag
Menag meninjau fasiltas penginapan dan Bus shalawat di Makkah, Arab Saudi, Senin (13/7). Sumber: Humas Kementerian Agama

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Bus shalawat sudah sepekan melayani jamaah haji Indonesia yang berada di wilayah Makkah. Lalu, apa tanggapan jamaah terkait bus yang bertugas mengantarkan jamaah dari pemondokan ke Masjidil Haram atau sebaliknya ini.

‘’Dinginnya pas,’’ kata Aminah (65), jamaah Kloter 02 Embarkasi Banjarmasin, Selasa (24/8).

Aminah yang tinggal di Pemondokan 602 (Hotel Sura Manra’a), Sysiah, ini mengaku nyaman naik bus shalawat . Aminah mengatakan sopir bus shalawat yang rata-rata orang asli Indonesia itu tidak pernah ugal-ugalan.

Masalah kedatangan bus juga tidak masalah. Aminah yang harus berjalan sekitar 100 meter untuk mencapai halte bus shalawat yang terletak di Pemondokan 604 itu mengatakan bus selalu datang tepat waktu. ‘’Biasanya datang ke sini (halte bus), busnya cepat datang,’’ katanya.

Abdullah, jamaah yang tinggal di Pemondokan 604, berkomentar singkat ketika ditanya pendapatnya terkait pelayanan bus shalawat. ‘’Enak busnya. Tapi, busnya kurang jumlahnya,’’ kata Abdullah.

Baharuddin, petugas bagian transportasi bus shalawat, mengatakan pelayanan sejauh ini berjalan lancar. Jika terjadi kepadatan jamaah di haltenya, mukimin yang telah menetap di Arab Saudi selama delapan tahun ini mengatakan dirinya akan langsung berkomunikasi lewat bravo untuk segera dikirimkan bus ke halte tempat dirinya bertugas. ‘’Alhamdulillah, sejauh ini lancar-lancar saja,’’ katanya.

Kosasih, sopir bus shalawat dari perusahaan Rawahel, juga merasa senang karena bisa mendapat penghasilan tambahan. Selain menyopiri bus, Kosasih yang asli Indonesia ini juga berjualan VCD, kurma, minyak zaitun hingga hati korma di dalam busnya. ‘’Lumayan buat tambahan penghasilan,’’ katanya.

Bus dari perusahaan Rawahel yang berkapasitas 70 orang dengan rincian 30 duduk dan 40 berdiri. Dari segi fisik, bus Rawahel terbilang bagus dan memenuhi standar. Tali pegangan untuk jamaah yang berdiri, dilapisi bahan karet yang merekat ketika dipegang sehingga tidak licin. Tiang-tiang untuk pegangan penumpang yang berdiri pun didesain merekat pada pegangan tangan.

Bus ini juga dilengkapi dengan enam buah palu emergency exit. Selain air conditioner yang pas dinginnya, bus ini juga dilengkapi dengan CCTV.

Sebanyak 131 petugas transportasi siap bekerja 24 jam untuk melayani jamaah. Di tiap-tiap halte, ada tanda-tanda berupa umbul-umbul serta bendera Indonesia dan bendera Arab Saudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement