Senin 29 Aug 2016 04:51 WIB

Dari Mesir Via Suriah, Kisah Ibnu Batutah Tentang Kiswah Pelindung Ka'bah

Kabah dengan kain penutupnya, kiswah, yang mulai terangkat bagian ujung bawahnya.
Foto: Republika/Tommy Tamtomo
Kabah dengan kain penutupnya, kiswah, yang mulai terangkat bagian ujung bawahnya.

Bila dicermati betul, bangunan Ka'bah memang terbuat dari tumpukan batu. Namun, dalam kesehariannya bangunan itu tampak anggun karena ditutupi kain hitam bertuliskan tenun kaligrafi berwarna kuning keemasan.

Adanya fakta ini, maka tak aneh bila banyak di antara para peziarah ke tanah suci tidak tahu apa fungsi kain selubung Ka'bah  (kiswah) dan di mana kain tersebut dibuat? Dan, ketidaktahuan ini masih terasa meluas dikalangan para calon jamaah haji yang kini tengah berada di Makkah atau dalam perjalanan menuju tanah suci.

Kain kiswah pada zaman dahulu --semasa Kerajaan Arab Saudi berada di bawah penguasaan Kekahifahan Turki -- kain sutra hitam dan tulisan kaligrafi yang ditenun dengan benang emas, ternyata dibuat wilayah di Mesir. Sebelumnya lagi kiswah yang konon sudah dibuat sejak zaman nabi Ismail, pernah dibikin di Yaman.

Pada masa kekhalifahan Turki, Setiap tahun, sekitar sebulan menjelang tibanya musim haji, kain Kiswah ini dibawa sekelompok petugas kerajaan Itu dari tempat pembuatannya di Kairo menuju Makkah dengan melintasi  kota tua Damaskus. Dari kota tersebut, kiswah dibawa ke Makkah bersama para rombongan pejiarah haji. Pada tahun 1326 saat Ibnu Batutah pergi berhaji dari arah Damaskus, kiswah berada di antara rombongan besar peziarah haji yang jumlahnya kala itu sudah mencapai 20 ribu orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement