REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Kawasan Muzdalifah, Arab Saudi, diharapkan telah bersih dari calon jamaah haji sebelum pukul 07.00 waktu Arab Saudi sebagai antisipasi cuaca ekstrim yang dikhawatirkan akan meningkatkan risiko kesehatan jamaah.
Kepala Bidang Transportasi Kepala Bidang Transportasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Subhan Cholid Syafiudin di Kantor Daerah Kerja (Daker) Mekkah, Kamis (1/9), mengatakan untuk mengosongkan kawasan Muzdalifah sebelum pukul 07.00 waktu Arab Saudi maka pemberangkatan jamaah ke Mina akan dilakukan tepat setelah lewat tengah malam.
"Jadi bus pukul 23.00 waktu Arab Saudi sudah akan ada di pintu-pintu naiknya jamaah, itu diutamakan bagi jamaah-jamaah yang memerlukan bantuan khusus, yang pakai kursi roda, pakai tongkat, yang sakit, yang sepuh dan lain sebagainya,'' kata Subhan Cholid.
Ia menilai jika proses menaikkan jamaah dimulai pukul 24.00 maka akan terlambat satu sampai 1,5 jam hanya dari sisi teknis saja.
Dengan pemberangkatan jamaah segera setelah tengah malam, diharapkan pada pukul 07.00 waktu Arab Saudi tidak ada lagi jamaah yang tertinggal di Muzdalifah sebab di Muzdalifah tidak ada layanan tenda sehingga jamaah berada di tempat terbuka.
Keputusan itu diambil mengingat suhu udara di Kota Makkah yang diperkirakan terus naik. Hingga hari ke-24 pemberangkatan jamaah haji suhu maksimal Kota Mekkah mencapai 43 derajat Celcius sementara menurut teori suhu saat puncak haji dapat mencapai 52 derajat Celcius karena prosesi haji tahun ini terjadi saat musim panas.
Ia mengatakan seluruh jamaah masing-masing maktab (wilayah pemondokan) akan diangkut dari Muzdalifah menuju Mina dengan menggunakan lima bus secara bergiliran.
"Pertimbangannya adalah rute Mudzalifah ke Mina itu akan melewati tenda-tenda jamaah, kalau semakin banyak kendaraan maka akan semakin macet," katanya menerangkan.