Jumat 02 Sep 2016 13:27 WIB

Jamaah Nafar Awal dan Nafar Tsani Mulai Didata

Rep: didi purwadi/ Red: Damanhuri Zuhri
 Jamaah haji melempar jumrah di Mina.
Foto: AP/Amr Nabil
Jamaah haji melempar jumrah di Mina.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Transportasi angkutan dari Mina ke Makkah akan dibagi dalam dua waktu. Yakni, transportasi yang mengangkut jamaah Nafar Awal pada 12 Dzulhijah dan angkutan yang membawa jamaah Nafar Tsani pada 13 Dzulhijah.

‘’Angkutan dari Mina ke Makkah itu nanti ada dua waktu yakni tanggal 12 dan 13 Dzulhijah,’’ ungkap Kabid Transportasi PPIH Arab Saudi 1437H/2016M, Subhan Chalid di Makkah, Kamis (1/9).

Nafar awal yakni jamaah hanya melontar jumrah di tanggal 10, 11, 12 Dzulhijah. Mereka hanya dua malam menginap di Mina dan meninggalkan Mina menuju Makkah pada 12 Dzulhijah sebelum matahari terbenam. Total krikil yang dilontar jama’ah nafar awal adalah 49 butir.

Sementara, nafar tsani atau nafar akhir yakni jamaah melontar jumrah pada tanggal 10, 11, 12 dan 13 dzulhijah dengan total batu yang dilontar sebanyak 70 butir. Mereka menginap di Mina selama tiga malam dan meninggalkan Mina menuju Makkah pada 13 Dzulhijah.

Panitia mulai mendata siapa-siapa jamaah yang akan melaksanakan nafar awal dan jamaah yang akan melaksanakan nafar tsani. Dengan pendataan tersebut, panitia mudah untuk menyiapkan akomodasi dan kendaraannya. Namun, kata Subhan, ada juga jamaah yang tiba-tiba mengubah jadwalnya saat mereka berada di Mina. Mereka mengubah niatnya dari nafar tsani jadi nafar awal atau sebaliknya.

‘’Perubahan ini kami harap jumlahnya tidak terlalu signifikan dari rencana awal yang dipilih oleh jamaah itu sendiri, sehingga kita mudah menyediakan angkutannya,’’ ungkap Subhan.

Angkutan untuk jamaah nafar awal akan dimulai 12 Dzulhijah pagi (14 September) pukul 06.00 waktu setempat. Seluruh jamaah diharapkan sudah keluar dari Mina sebelum terbenamnya matahari. Sementara, jamaah nafar tsani mulai bergerak meninggalkan Mina 13 Dzulhijah pagi (15 September) sampai selesai terangkutnya semua ke Mina.

Subhan mengatakan titik krusial pada pemberangkatan tanggal 12 Dzulhijah. Karena, kota Makkah saat itu penuh oleh seluruh jamaah yang menggunakan jalan-jalan dengan berjalan kaki untuk melakukan tawaf ifadah di Masjidil Haram.

‘’Kemungkinan yang tanggal 12 itu bus-bus akan sulit mendekati gedung-gedung tempat tinggal jamaah,’’ katanya. ‘’Jadi, di mana bus itu berhenti dan punya tempat berhenti, jamaah dipersilakan turun lalu jalan kaki karena memang bus tak bisa mendekat ke gedung-gedung pemondokan jamaah haji.’’

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement