Selasa 13 Sep 2016 13:58 WIB

Jamaah Balik ke Pemondokan karena Alasan Kenyamanan

Rep: Didi Purwadi/ Red: Agus Yulianto
Jamaah haji Indonesia bersiap di depan Pemondokan 604 di Hotel Rehhal Mina, Syisyah, Makkah, Sabtu (10/9) untuk menuju Arafah guna melakukan wukuf. (Republika/Didi Purwadi)
Foto: Republika/Didi Purwadi
Jamaah haji Indonesia bersiap di depan Pemondokan 604 di Hotel Rehhal Mina, Syisyah, Makkah, Sabtu (10/9) untuk menuju Arafah guna melakukan wukuf. (Republika/Didi Purwadi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Seluruh jamaah haji di dunia, termasuk Indonesia, telah melakukan lempar jumrah aqabah pada Senin (12/9). Selepas melontar jumrah aqabah, beberapa jamaah haji Indonesia memilih balik ke pemondokan daripada bermalam di tendanya masing-masing.

"Soalnya deket jaraknya. Tinggal lewat terowong, sudah sampai //deh// tempat lempar jumrah," kata jamaah kloter JKS-22, Saniba (60 tahun), saat ditemui Wartawan Republika Didi Purwadi di Makkah, pada Selasa (13/9).

Saniba yang ditempatkan di Pemondokan 603 (hotel Khulafaa) di Syisyah ini mengaku, jarak pemondokannya dengan tempat lempar jumrah hanya 500 meter. Sementara, jarak tendanya di wilayah Mina Jadid ke lokasi lempar jumrah sekitar empat kilometer-an.

"Kalau nginap di tenda, itu jaraknya empat km. Kalau harus bolak-balik tenda-tempat jumrah, ya capai sekali. Mendingan balik ke pemondokan, jaraknya dekat hanya 500-an meter," tuturnya.

Sebenarnya, kata Saniba, ada bus dari Mina Jadid yang mengantar jamaah ke lokasi lempar jumrah. Namun, dia mengaku, lebih senang jalan kaki dari pemondokan dibandingkan naik bus dari tenda ke tempat pelemparan jumrah. "Malas nunggu busnya," ujarnya.

Haji lainnya, Ageng Ciptono (49) beda lagi alasannya. Dia memilih balik ke pemondokannya di Hotel Rehal Mina karena alasan tidur di kamar hotel lebih nyaman daripada tidur di tenda. Sementara, Ani Khairani asal kloter JKG-31 memilih kembali ke hotel karena ada beberapa jamaah tua yang butuh kenyamanan.

"Di kelompok kami, ada jamaah yang usianya 50 sampai 70 tahun. Kita dorong mereka pakai kursi roda kembali ke pemondokan karena tempatnya lebih nyaman daripada istirahat di tenda," ungkapnya.

Sementara jamaah kloter LOP-02, Muhammad Akhyat (46), pun memilih kembali ke pemondokan. Dia beralasan, karena mandi di hotel tidak perlu harus mengantre seperti ketika mereka harus menginap di tenda. Muhammad pun mengaku, lebih nyaman tidur di kamar hotel.

"Kita butuh tidur nyaman untuk menjaga kondisi dan stamina kita," kata Muhammad yang ditempatkan di tenda Mina Jadid di Maktab-09. "Karena, ibadah haji ini membutuhkan stamina fisik yang bagus.

Para jamaah yang memilih kembali ke pemondokan ini, rela tidak kebagian jatah makan. Jamaah selama beradan di Mina mendapat jatah makan sebanyak tiga kali makan sehari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement